Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) kembali meminta Badan Usaha menjaga keandalan pasokan dan distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) jelang gelaran Pemilihan Umum serta datangnya bulan Ramadan dan Idul Fitri 1445 H mendatang.
Kepala BPH Migas Erika Retnowati menyampaikan, terjaminnya pasokan dan distribusi BBM sangat penting untuk menunjang kegiatan masyarakat.
"BPH Migas bertugas memastikan ketersediaan BBM itu bisa mencukupi kebutuhan masyarakat. Kita minta supaya Badan Usaha siap-siap, supaya stok BBM mencukupi," ujar Erika dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (9/2/2024).
Erika menyoroti rencana shut down Kilang Balikpapan, turn around, dan tie in dari unit yang baru.
"Tentu dari Kilang Cilacap ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan BBM yang tadinya dipenuhi oleh Kilang Balikpapan. Kita minta support dari Kilang Cilacap," ujarnya.
Baca Juga: Kepatuhan Badan Usaha, Tingkatkan PNBP BPH Migas
Erika berharap, Kilang Cilacap dapat mendukung kelestarian alam dengan menghasilkan BBM yang lebih ramah lingkungan.
"Di kawasan Jabodetabek tingkat emisinya sudah tinggi," ungkapnya.
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto melihat posisi strategis Kilang Cilacap yang menjadi bagian dari Refinery Development Master Plan (RDMP).
Dari sisi kualitas produk yang dihasilkan, dirinya mengungkapkan Kilang Cilacap mampu memproduksi BBM dengan Research Octane Number (RON) yang tinggi.
"Sebagaimana hari-hari ini kita disibukkan dengan persoalan-persoalan lingkungan, termasuk dalam hal BBM," ujar Sugeng.
Baca Juga: BPH Migas Catat Kenaikan Penyaluran Bensin Tertinggi hingga 15%
Dengan infrastruktur yang memadai, Sugeng berharap Cilacap dan Banyumas akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia.
"Dengan berbasis dari petrochemical industry, manufaktur, dan industri pengolahan," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menuturkan, pengembangan pemanfataan bahan bakar nabati sebagai campuran BBM di Indonesia telah menciptakan penghematan devisa.
"Ke arah biodiesel dan atau nanti biofuel. Karena terbukti bisa mengurangi impor yang cukup signifikan. Kita punya tanaman kelapa sawit yang sangat banyak, produksi yang sangat besar, skala dunia," ujar Tutuka.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Annisa Nurfitri