Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Penguatan Selatan Global, Firewall Geopolitik hingga Advokat Pembangunan Berkelanjutan

        Penguatan Selatan Global, Firewall Geopolitik hingga Advokat Pembangunan Berkelanjutan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kemitraan global digadang-gadang menjadi kunci untuk mengatasi sejumlah krisis skala internasional mulai dari pangan, ekonomi, sosial hingga perubahan iklim yang melanda sejumlah negara termasuk dari Indonesia.

        Kepala Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Dr. Yayan Ganda Hayat Mulyana mengatakan krisis-krisis ini membutuhkan penanganan tepat karena telah berdampak terhadap gaya hidup secara global.

        Baca Juga: Kurs Rupiah Hari Ini Jadi Rp15.629 per Dolar AS, Cek Nasibnya atas Mata uang Global dan Asia!

        "Krisis global, harga komoditas global yang meningkat menyebabkan krisis ekonomi dan sosial, perubahan iklim yang membalikkan beberapa agenda pembangunan dan secara tidak proporsional mempengaruhi gaya hidup global," ujarnya dalam acara dari Foreign Policy Circle’s Talk: “South-south Cooperation: Its Continued Significance and Future Challenges” di Auditorium Firmanzah, Universitas Paramadina, Kamis (22/2/2024)

        Yayan menegaskan hal tersebut yang mendasari munculnya kerja sama Selatan-Selatan. Ia digadang-gadang sebagai mercusuar harapan yang menawarkan jalan menuju dunia yang lebih adil dan makmur lewat sinergi yang kuat.

        “Pertama, berfungsi sebagai firewall melawan persaingan geopolitik yang meningkat. Kedua, kerjasama Selatan-Selatan muncul sebagai kekuatan pendorong untuk mencegah konflik, resolusi, dan pembangunan perdamaian. Ketiga, kerjasama Selatan-Selatan memiliki potensi sebagai penggerak pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan,” ujarnya.

        Fungsi keempat menurut Yayan, dalam menghadapi degradasi lingkungan dan perubahan iklim, kerjasama Selatan-Selatan semakin penting sebagai pengemudi pembangunan berkelanjutan dan pengelolaan lingkungan.

        Baca Juga: Hindari Dampak Perlambatan Ekonomi Global, Pemerintah Genjot Kinerja Ekspor Nasional

        “Kelima, di tengah krisis kemanusiaan dan darurat kesehatan global, kerjasama Selatan-Selatan menawarkan tali kehidupan solidaritas dan dukungan baik dalam merespons bencana alam, gelombang pengungsi, atau pandemi seperti COVID-19” paparnya.

        Hal serupa disuarakan oleh Wakil Rektor Universitas Paramadina, Dr. Handi Risza. Ia menyatakan bahwa ada sinergi yang kuat, yang tengah dibangun oleh Selatan Global.

        Baca Juga: Sangat Disayangkan, Rupiah Hari Ini Melemah atas Dolar AS hingga Mata Uang Global

        “Juga menjadi advokat bagi forum dan organisasi baru, serta menjadi katalisator untuk inisiatif pembangunan yang bertujuan mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)," ungkapnya.

        "Selain itu, negara-negara yang termasuk dalam Grup Kerja Sama Selatan-Selatan (SSC) akan menjadi kekuatan ekonomi yang signifikan di masa depan” terangnya.

        Baca Juga: Luar Biasa! Nilai Rupiah Hari Ini Terpantau Full Hijau atas Dolar AS hingga Mata Uang Global

        Handi memiliki harapan besar Indonesia dapat memberikan solusi terbaik untuk permasalahan yang terjadi setelah COVID-19. Diketahui bahwa dunia kembali dihadapkan pada krisis geopolitik yang kemudian melahirkan krisis yang berkelanjutan dan konflik multi-level yang saling terkait satu sama lain.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Aldi Ginastiar
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: