Harita Nickel menegaskan optimismenya dalam menggarap ekosistem tambang, khususnya nikel untuk perkembangan ekonomi melalui pasar kendaraan listrik dari Indonesia.
Direktur Utama Harita Nickel, Roy Arman Arfandy menegaskan nikel akan menjadi komoditas masa depan. Pihaknya melakukan sejumlah strategi untuk memastikan tanah air bisa menjadi supplier baterai listrik dunia, salah satunya dengan menambah kapasitas produksi dari Harita Nickel.
Baca Juga: Dampak Hilirisasi Nikel di Indonesia Bagi Lingkungan dan Masyarakat
“Untuk memperkuat sumber daya nickel ore, kami melakukan akuisisi dengan menambah tambang dari empat menjadi enam. Ini akan memperpanjang supply nikel ke pabrik di Pulau Obi,” ujarnya di Energy Building , Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (6/3)
Roy mengatakan, meski situasi ekonomi sedang tak menentuk dipengaruhi geopolitik dan perang ekonomi, hal tersebut tidak menyurutkan optimisme dari perusahaan. Harita Nickel mengaku pihaknya bahkan tengah mendapatkan ketertarikan investor strategis untuk menanamkan modalnya di Harita Nickel.
“Kami tetap konsisten dalam melakukan ekspansi, kami tetap fokus dalam menyelesaikan pabrik kedua termasuk smelter untuk menaikan produksi yang mana akan mendongkrak kontribusi untuk ekonomi dari Indonesia,” jelasnya.
Adapun terkait dengan ekspansi, perusahaan tengah melakukan penyelesaikan pabrik dari PT Obi Nickel Cobalt (ONC). Pabrik tersebut digadang-gadang akan menjadi tonggak produksi perusahaan dalam Mixed Hydroxide Precipitate (MHP).
“Kami akan menyelesaikan ekspansi pabrik dari PT Obi Nickel Cobalt (ONC) di 2024. Hal ini akan menambah kapasitas produksi dari Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) menjadi 120.000,” ungkap Roy.
Tak hanya pabrik, kapasitas produksi juga akan dioptimalkan dengan menghadirkan line production baru dalam smelter yang dimiliki oleh Harita Nickel.
“Ke depannya, kami juga akan menambah kapasitas smelter ketiga dengan membangun empat line. Nanti, setelah selesai, total kapasitas produksi akan mencapai 425.000,” tambah Roy.
Baca Juga: Menangkan 2 Blok Tambang Nikel Baru, Ini yang Tengah Dipersiapkan Antam
Adapun total kapasitas produksi tersebut terdiri dari 120.000 Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dari PT ONC dan 305.000 Feronickel dari Megah Surya Pertiwi (MSP), Halmahera Jaya Produksi (HJF) dan Karya Tambang Sentosa (KTS).
Laporan: Muhamad Ihsan
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Aldi Ginastiar
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: