Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) menyelenggarakan webinar #MakinCakapDigital 2024 untuk segmen komunitas di wilayah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur dengan tema “Pengembangan Budaya & Seni Indonesia di Media Digital” pada Senin (1/4/2024).
Indeks literasi digital Indonesia pada 2023 berada di angka 3,65 dari skala 1-5. Angka ini berada di tingkat sedang, sekaligus menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 3,54.
Peningkatan literasi digital menjadi semakin urgen. Pemahaman perihal cakap digital membuat masyarakat lebih piawai memakai dan menjaga keamanan perangkat digital. Perangkat di sini mencakup perangkat keras (hardware) maupun lunak (software).
Setiap individu sekarang ini perlu mengantisipasi perangkat dari serangan virus yang berpotensi mencuri data pribadi. Relawan TIK Indonesia, Muh N. Fajar Muharom mengatakan, setiap perangkat sudah dilengkapi antivirus dan pelindung bawaan, terpenting selalu memperbaruinya.
Baca Juga: Ayo Isi Ruang Digital dengan Budaya Positif
“Sebenarnya antivirus dan sistem pengamanan yang bagus itu bukan yang mahal, tapi tidak ketinggalan. Jadi harus up to date, karena virus akan menyerang ketika kondisi out of date,” kata Fajar saat menjadi pembicara webinar Makin Cakap Digital 2024 untuk segmen komunitas di wilayah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Senin (1/4/2024).
Ketika antivirus ataupun sistem pelindung tidak diperbarui, virus akan menganggapnya sebagai titik lemah dan mudah untuk disusupi. Karena itu, individu perlu selalu memperbarui sistem yang ada.
Dalam kesempatan sama, Akademisi Universitas Maarif Hasyim Latif, M Adhi Prasnowo mengatakan, setiap individu sekarang ini berkontribusi memperkenalkan budaya lokal dengan cara digitalisasi budaya. Namun, ketika memproduksi konten-konten bertema budaya, ada beberapa hal perlu diperhatikan.
“Ketika bikin konten, pastikan aturan di awal saat buat konten tidak menyinggung, merendahkan. Kalaupun kita berikan disclaimer di awal juga bisa, tapi isinya jangan kontrakdiktif dengan disclaimer,” kata Adhi.
Setiap individu pun perlu meminta izin ketika membuat konten budaya. Konfirmasi ke sesepuh budaya terkait perihal apakah konten nantinya akan menarik atau tidak.
Narasumber lain, Direktur Utama Sigma Celluler & Computer, Mochamad Ismanu Roziqi menambahkan, pemahaman etika digital diperlukan dalam memproduksi konten budaya di media sosial. Hal ini merujuk pada penggunaan, pemanfaatan, atau komersialisasi elemen budaya oleh pihak lain tanpa memperhatikan nilai-nilai asal, konteks, atau kontribusi budaya tersebut.
Baca Juga: Anak Piawai Pakai Gawai Belum Tentu Cakap Digital
“Kita harus berupaya agar budaya dan seni tidak terjadi yang namanya eksploitasi. Seni dan budaya dimanfaatkan untuk komersialisasi, bukan untuk melestarikannya,” kata Ismanu.
Kegiatan Makin Cakap Digital 2024 merupakan rangkaian program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI. Program ini bertujuan meningkatkan literasi digital 50 juta masyarakat di Indonesia.
Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya, yaitu Relawan TIK Indonesia, Muh N. Fajar Muharom, Akademisi Universitas Maarif Hasyim Latif, M Adhi Prasnowo, dan Direktur Utama Sigma Celluler & Computer, Mochamad Ismanu Roziqi.
Adapun informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dapat diakses melalui Website literasidigital.id atau akun Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo dan YouTube Literasi Digital Kominfo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat