Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menggali Potensi Perdagangan dan Investasi Thailand dalam Industri

        Menggali Potensi Perdagangan dan Investasi Thailand dalam Industri Kredit Foto: Unsplash/Dave Kim
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Thailand memiliki sektor manufaktur yang mapan, khususnya di industri elektronik,  peralatan rumah tangga, termasuk AC dan refrigeration machine, dan otomotif.  

        Sektor ini telah aktif sejak tahun 1980-an dan dengan hadirnya perusahaan multinasional asing,  menjadikan negara tersebut patut diperhitungkan di kawasan Asia. Selama bertahun-tahun, Thailand telah berhasil membangun infrastruktur manufaktur yang kuat sesuai standar Asia  Tenggara. Tingginya ketergantungan pada pemasok lokal, jaringan, dan ekosistem bisnisnya menjadikan  relokasi ke negara-negara terdekat bukan merupakan prioritas bagi beberapa perusahaan.  Lalu, bagimanakah peluang pasarnya serta kemungkinan kerjasama dengan perusahaan perusahaan sejenis di Indonesia?  

        Hal inilah yang akan diungkap dalam event “Thailand Industrial Business Matching”, yang  diselenggarakan oleh Thai Trade Center (TTC) di bawah naungan Department of International Trade Promotion (DITP) di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, 2 Mei 2024. 

        Acara ini dihadiri oleh sekitar 19pengusaha Thailand dari berbagai sektor, khususnya industri elektronik dan peralatan rumah tangga, termasuk AC, refrigeration machine, dan otomotif.

        Baca Juga: BEI Umumkan Kolaborasi dengan Bursa Malaysia, Thailand dan Singapura, dalam Rangka Apa?

        “Lanskap industri Thailand menawarkan banyak peluang untuk ekspansi dan kerja sama.  Dengan basis manufaktur yang mapan dan keahliannya, Thailand berusaha untuk menjajaki sinergi dengan rekan bisnis di Indonesia untuk meningkatkan penetrasi pasar dan  memanfaatkan peluang bisnis yang ada,” ujar Hataichanok Sivara, Direktur Thai Trade Center Jakarta. 

        Acara ini juga berfungsi sebagai platform untuk memperkuat aliansi strategis, memfasilitasi  dialog antara pemimpin industri, dan menjajaki kerjasama yang lebih mendalam tentang  dinamika pasar. Pihak-pihak terkait dari Thailand dan Indonesia akan berkumpul untuk  mengeksplorasi peluang kerja sama, menjajaki potensi pasar, dan merancang strategi untuk  memanfaatkan kekuatan masing-masing demi pertumbuhan dan keberhasilan bersama.

        Sektor konstruksi memainkan peranan penting dalam perekonomian negara karena juga menjadi basis pertumbuhan sektor-sektor lainnya. PDB dari sektor konstruksi telah meningkat  selama bertahun-tahun, yang menandakan semakin pentingnya sektor ini. Hal ini  berkontribusi pada perluasan pasar konstruksi komersial dan residensial serta real estate di  Thailand. 

        Volume pasar konstruksi Thailand diperkirakan mencapai USD26,68 miliar pada 2024, dan diperkirakan akan mencapai USD34,05 miliar pada tahun 2029, tumbuh dengan compounded annual growth rate (CAGR) lebih dari 5% selama periode perkiraan (2024- 2029). 

        Menurut Hataichanok Sivara, Direktur Thai Trade Center Jakarta, pertumbuhan industri konstruksi sebagian dipengaruhi oleh permintaan unit hunian. Selain itu, terdapat lebih  banyak pembangunan pusat perbelanjaan dan restoran di dalam negeri untuk memenuhi  kebutuhan konsumen. Meningkatnya permintaan akan unit tempat tinggal juga  menyebabkan peningkatan pasokan kondominium, terutama di Bangkok dan sekitarnya.  

        Saat ini, pemerintah Thailand bertujuan untuk membentuk beberapa wilayah menjadi zona  ekonomi khusus yang berfokus pada pertumbuhan industri. Kebijakan ini berpotensi menjadi  pendorong pertumbuhan konstruksi yang lebih besar di Thailand. 
        Baca Juga: Kunjungi Thailand, Menhub Budi Ingin Hadirkan Pelabuhan Kelas Dunia di Indonesia

        Sementara itu, Thailand, dengan ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara, tengah menjadi pusat perhatian dalam industri otomotif. Proyeksi PDB yang menjanjikan, dengan CAGR 5,4% dari 2021  hingga 2025, membawa potensi pertumbuhan lebih lanjut dalam industri ini, dengan estimasi mencapai nilai 632 miliar USD pada akhir periode tersebut.  

        Analisis komposisi pasar otomotif Thailand mengungkapkan keberadaan sekitar 1.800  perusahaan di sektor ini, termasuk beberapa perusahaan besar, serta sekitar 700 produsen  suku cadang otomotif Tier 1, dan lebih dari 1.000 produsen Tier 2 dan 3. Kehadiran yang kuat  dari sektor ini bukan hanya mencerminkan luasnya rantai pasokan otomotif saat ini, tetapi  juga menunjukkan kesiapan untuk pertumbuhan lebih lanjut berkat struktur pasar yang  dinamis. 

        Mrs Hataichanok Sivara, Direktur Thai Trade Center Jakarta, mengatakan bahwa faktor-faktor seperti infrastruktur  yang terus berkembang, dukungan pemerintah terhadap industri otomotif, serta penetrasi  pasar yang terus meningkat membuat Thailand menjadi destinasi yang menarik bagi  produsen kendaraan dan suku cadang otomotif.  

        Dengan potensi pertumbuhan yang kuat, disertai dengan infrastruktur yang solid dan  dukungan pemerintah, Thailand membuka peluang bagi para pemangku kepentingan di  industri otomotif untuk berinvestasi dan berkembang. Inovasi, kolaborasi, dan adaptasi  terhadap perubahan pasar menjadi kunci bagi kesuksesan di dalam lingkungan bisnis yang dinamis ini. Thailand terbukti tidak hanya sebagai pemain regional yang signifikan, tetapi juga  sebagai aktor global yang berpengaruh dalam industri otomotif.

        Pasar pendingin udara Thailand bernilai USD 1645,21 juta pada 2023 dan diperkirakan akan  tumbuh dengan cepat dalam periode perkiraan compounded annual growth rate (CAGR)  sebesar 5,93% hingga tahun 2029. Pasar AC Thailand telah berkembang dan berinovasi secara  signifikan dalam beberapa tahun terakhir ini. 

        Kehadiran AC sangat penting untuk menjaga kenyamanan di rumah, kantor, dan berbagai  ruang komersial. Pasar AC Thailand dicirikan oleh beragam produk, termasuk unit jendela,  sistem tipe terpisah, AC portabel, dan banyak lagi. 

        Pasar AC dan refrigeration machine Thailand tidak hanya didorong oleh permintaan  perumahan tapi juga sektor komersial dan industri, termasuk hotel, pusat perbelanjaan, dan  fasilitas manufaktur. “Pasarnya terus berkembang dengan inovasi dalam teknologi pendingin  menjadikannya industri yang dinamins dan kompetitif,” jelas Hataichanok Sivara,  Direktur Thai Trade Center Jakarta.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: