Reku buka suara terkait dengan pegerakan harga bitcoin yang terlihat stagnan alias sideways. Pihaknya mengatakan hal tersebut wajar terjadi setelah adanya halving. Namun hal tersebut bukan berarti tak ada potensi rally dari bitcoin.
Crypto Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan secara historis, momen bitcoin halving tidak secara otomatis menyebabkan lonjakan harga. Pada halving-halving sebelumnya, bitcoin biasanya memulai reli yang sesungguhnya antara satu hingga lima bulan setelah halving terjadi.
Baca Juga: Pandangan Bitget Beberapa Pekan Setelah Peristiwa Bitcoin Halving
“Pada halving di tahun-tahun sebelumnya, Bitcoin memiliki pergerakan harga yang berbeda-beda. Namun secara umum dapat dikatakan harga memang cenderung sideways dan bahkan terkoreksi pada periode ini,” jelas Fahmi.
Di tengah kecenderungan kondisi harga bitcoin yang stagnan, justr terdapat potensi kenaikan tren pada sejumlah narasi, termasuk pada aset kripto alternatif, atau ‘altcoin’. Hal ini diprediksi akan terjadi oleh Reku. Kelima narasi kripto yang berpotensi positif tersebut sebagai berikut:
1.Narasi Bitcoin: Halving, ETF, dan Meta Protokol Baru
Pada Kuartal-I lalu, Bitcoin mengalami lonjakan harga signifikan, hingga meningkat 68%. Lonjakan tersebut selain didorong oleh narasi penurunan suku bunga The Fed, juga cukup terkorelasi dengan aliran dana Exchange-Traded Funds (ETF) Bitcoin Spot di AS yang mendapatkan persetujuan regulator pada 10 Januari lalu.
"Di Kuartal-II mendatang, semakin meningkatnya biaya untuk menambang Bitcoin yang diiringi dengan mampu bertahannya kekuatan komputer yang menjalankan blockchain Bitcoin (hash power), dapat menjadi katalis yang kuat untuk BTC,” kata Fahmi.
Dari sisi teknologi, terdapat inovasi meta protokol baru di Bitcoin dengan diluncurkannya Runes, sebuah pengembangan dari BRC-20 untuk menciptakan aset digital di blockchain Bitcoin.
“Protokol ini, meskipun masih perlu membuktikan keberlanjutan product market fit-nya, sempat memberikan dorongan positif bagi jaringan Bitcoin dengan peningkatan aktivitas jaringan yang signifikan dan membuat Bitcoin mencetak angka pendapatan harian tertinggi baru sepanjang masa di US$80 juta, yang terjadi 20 April lalu,” imbuh Fahmi.
Selain Runes, sebagian penggemar Bitcoin juga sedang menantikan meta protokol tandingannya seperti CBRC-20 yang mengusung desain inovasi yang cukup berbeda. Adapun sejumlah aset kripto yang berpotensi terdampak oleh narasi ini diantaranya Bitcoin (BTC), Stacks (STX), Rootstock (RIF), Ordinals (ORDI), Multibit (MUBI).
2.Narasi AI
Sektor AI dengan semakin berkembangnya teknologi generatif AI menjadi sektor yang semakin dilirik investor pada Kuartal-I lalu.
"Implementasi inovasi AI di berbagai industri termasuk blockchain turut mendorong meningkatnya perhatian pasar terhadap sektor ini. Selain itu, investasi yang meningkat dari investor institusi ternama baik dalam bentuk ekuitas maupun aset kripto kepada para pengembang teknologi maupun aplikasi berbasis AI turut meningkatkan kredibilitas terhadap proyek-proyek di sektor ini. Situasi tersebut, ditambah dengan arah regulasi yang mendukung pengembangan AI, dapat berpotensi mendorong pertumbuhan adopsi yang signifikan di sektor ini," kata Fahmi.
Baca Juga: Bittime Sebut 5 Token Ini Layak Dipantau Usai Bitcoin Halving
Deretan aset kripto pada sektor ini diantaranya adalah SingularityNET (AGIX), Fetch.AI (FET), Ocean (OCEAN), Worldcoin (WLD). AGIX, FET, dan OCEAN sedang berencana untuk mengintegrasikan aset kripto mereka menjadi satu token yang akan dinamakan ASI token untuk menciptakan ekosistem yang lebih terintegrasi guna menunjang pertumbuhan lebih lanjut.
3.Narasi DePIN
DePIN atau Decentralized Physical Infrastructure Network merupakan istilah yang merujuk pada proyek-proyek yang mengembangkan ekosistem atau jaringan untuk mengintegrasikan perangkat penyimpanan, pengelolaan, maupun pengoperasian data di dunia nyata dengan teknologi blockchain agar bisa diakses secara lebih terbuka.
Baca Juga: Respons Halving Day Bitcoin, Bos Indodax: Ada yang Beda dan Unik
“Narasi DePIN berpotensi tumbuh signifikan dengan semakin meningkatnya perhatian investor terhadap pentingnya desentralisasi dan advancement infrastruktur data di aplikasi-aplikasi berbasis blockchain yang mereka gunakan. Berkembangnya teknologi AI juga turut meningkatkan otomasi dan efisiensi pada infrastruktur-infrastruktur DePIN yang ada yang turut mendorong inovasi lebih lanjut di sektor ini. Selain itu, semakin baiknya model sharing economy yang ada juga dapat meningkatkan kemungkinan keberlanjutan dari pertumbuhan yang terjadi melalui mekanisme insentif yang lebih baik,” jelas Fahmi.
Beberapa aset kripto yang berpotensi terdampak positif dari narasi DePIN meliputi Render (RNDR), Aethir (ATH), Filecoin (FIL), The Graph (GRT).
4.Narasi Real-World Asset (RWA)
Sektor Real-World Assets yang berfokus pada tokenisasi aset fisik juga tumbuh cukup signifikan kuartal lalu yang didukung oleh adopsi institusi keuangan ternama seperti BlackRock.
"Pertumbuhan sektor ini didorong oleh meningkatnya minat investor untuk mengintegrasikan ekosistem keuangan tradisional dengan ekosistem keuangan terdesentralisasi, khususnya untuk meningkatkan likuiditas, kecepatan settlement, dan transparansi. Dengan regulasi yang semakin berkembang di beberapa negara terkait tokenisasi aset fisik seperti properti, bahkan karya seni seperti lukisan, dapat menjaga tren pertumbuhan yang ada pada Kuartal-II ini,” ujar Fahmi.
Beberapa aset kripto yang berpotensi terdampak positif dari narasi RWA yaitu Ondo (ONDO), Centrifuge (CFG), TokenFi (TOKEN), Internet Protocol (ICP), Maker (MKR).
5.Narasi Restaking
Restaking membawa nafas baru bagi iklim staking, khususnya untuk ETH. Konsep Restaking memungkinkan investor untuk menstakingkan ulang aset kripto yang sama di platform yang berbeda dan mendapatkan reward lebih. Potensi meningkatnya hadiah staking bagi para pemilik ETH dapat membuat ETH semakin diminati.
"Saat ini infrastruktur restaking juga semakin berkembang dengan meningkatnya adopsi platform liquid restaking seperti Ether.fi dan Renzo. Infrastruktur restaking utama Ethereum, Eigen Layer, saat ini telah memiliki lebih dari US$15 miliar total nilai terkunci (TVL) yang menandakan besarnya minat investor terhadap inovasi ini,” pungkas Fahmi.
Aset kripto seperti Ethereum (ETH), Ether.Fi (ETHFI), Altlayer (ALT), Pendle (PENDLE), LidoDAO (LDO) menjadi beberapa token yang berpotensi tumbuh positif karena narasi Restaking.
Baca Juga: Indodax Semringah ETF Bitcoin dan Ethereum Meluncur Mulus di Asia
“Di tengah potensi pertumbuhan sejumlah narasi tersebut, Reku terus mengajak investor untuk bijak mengambil keputusan. Termasuk dengan menganalisa performa investasi baik secara keseluruhan dan di setiap aset kripto yang dimiliki. Di Reku sendiri telah tersedia fitur Investment Insight yang memaparkan rangkuman investasi investor, mulai dari keseluruhan alokasi aset, detail harga rata-rata per koin, holding period, hingga estimasi laba/rugi dan kalender laba/rugi. Dengan begitu, investor bisa lebih percaya diri dalam mengambil keputusan investasi,” imbuh Fahmi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: