Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        APKASINDO Minta Regulator dan ICDX Galakkan Sosialisasi Bursa CPO Indonesia

        APKASINDO Minta Regulator dan ICDX Galakkan Sosialisasi Bursa CPO Indonesia Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), Gulat Manurung meminta Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) dan pihak regulator menggalakkan sosialisasi Bursa Crude Palm Oil (CPO) Indonesia.

        Hal itu dia ungkap menyusul adanya pertanyaan dari calon pembeli terkait platform penjualan CPO. Sebagai salah satu platform pasar CPO, Gulat menilai perlu adanya sosialisai yang massif dari ICDX terkait Bursa CPO Indonesia.

        “Supaya mereka tahu ini (Bursa CPO Indonesia) barang baru. Kalau KPBN (Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara) nggak iklan pun dia teriklan sendiri kalau dia (pembeli) download. Nah bursa kita nggak ada yang download. Saya sebagai komite menyarankan itu keras,” kata Gulat dalam sebuah diskusi di Kantor ICDX, Jakarta, Senin (27/5/2024).

        Gulat menilai, Bursa CPO Indonesia berperan penting bagi kesejahteraan petani sawit. Pasalnya, para petani hanya mendapat untung sekitar Rp217 tanpa adanya Bursa CPO Indonesia.

        “Satu liter CPO mereka dapat Rp4.000, kami cuma dapat Rp217 perak, sangat tidak adil. Sangat tidak adil,” ungkapnya.

        Di sisi lain, Gulat juga meminta pihak regulator untuk menetapkan harga Tandan Buah Segar (TBS) sesuai dengan dinamika yang terjadi di bursa. Pasalnya, dia menilai harga TBS yang mengacu pada KPBN tidak transparan.

        “Selama ini kita berkiblat ke KPBN, benar? Tidak transparan. Itu bukan persaingan itu tertutup. Arisan “Gua yang menang kemarin, lu jangan kasih harga tinggi. Gua yang menang,” begitu lah terus. Akhirnya harga CPO kita diatur-atur,” ungkapnya.

        Lebih jauh, Gulat berharap sosialisasi bisa digalakkan pihak regulator dan penyedia platform pasar sawit. Dengan begitu, kata dia, geliat transaksi di Bursa CPO Indonesia akan terus bertumbuh.

        “Kalau bisa tahun depan kita sudah on fire, tidak ada lagi rujukan lain,” pungkasnya.

        Baca Juga: Bursa CPO Bisa Dongkrak Harga TBS

        Menengok Prospek Bursa CPO Indonesia

        Vice President Membership ICDX, Yohanes F. Silaen, memperkirakan jumlah transaksi di Busra Crude Palm Oil (CPO) Indonesia bisa hampir menyentuh angkat Rp3.878 triliun di tahun 2024.

        Yohanes menuturkan, jumlah transaksi di Bursa CPO Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dia mengaku, peningkatan transaksi Bursa CPO Indonesia menjadi anugerah bagi ICDX sebagai penyelengara bursa yang dipercaya pemerintah.

        “Untuk value transaksinya sendiri itu bisa mencapai, tahun 2024 saja kurang lebih hampir Rp3.878 triliun dan ini terus berkembang tiap tahunnya,” kata Yohanes dalam suatu diskusi di Kantor ICDX, Jakarta, Senin (27/5/2024).

        Berdasarkan data ICDX per Oktober 2023 hingga Mei 2024, tercatat transaksi CPO fisik di bursa sebanyak 10 Lot atau sekitar 250 ton. Sementara CPOTR sebanyak 5,193 Lot atau sekitar 25,965 ton.

        Yohanes tak menampik, nilai transaksi yang dicatat ICDX masih tergolong kecil lantaran perusahaan yang tercatat sebagai anggota di Bursa CPO Indonesia masih sangat terbatas. Hingga saat ini, dia menyebut hanya terdapat 49 perusahaan yang terdaftar sebagai anggota di Bursa CPO Indonesia.

        “Ya memang itu sangat kecil sekali, tidak menutup mata,” jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Andi Hidayat
        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: