Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menengok Investor dalam Model Bisnis Crowdsourcing

        Menengok Investor dalam Model Bisnis Crowdsourcing Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Model bisnis dengan metode crowd-sourcing menjadi salah suatu model bisnis yang mengandalkan kontribusi dari banyak orang yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan perusahaan. Dengan menggunakan crowd-sourcing, bisnis dapat mengurangi biaya, meningkatkan inovasi, dan mempercepat pengembangan produk atau layanan mereka.

        Untuk menerapkan crowd-sourcing dengan efektif, perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas dan spesifik, memilih platform yang sesuai untuk menjangkau dan berinteraksi dengan target partisipan, serta menetapkan aturan yang jelas mengenai penggunaan kontribusi dan hak kepemilikan intelektual.

        Baca Juga: Perkuat Posisi sebagai Pemimpin Pasar, Acer for Business Hadirkan Solusi Teknologi Komprehensif untuk Pelanggan Bisnis

        Konsep bisnis berbasis crowd-sourcing ini sudah dijalankan oleh beberapa portfolio perusahaan dibawah GDP Venture yang diantaranya, SweetEscape, Dekoruma dan Garasi.id. Lantas, bagaimana investor dalam bisnis model crowd-sourcing?

        CEO Garasi.id, Ardyanto Alam menuturkan, tak ada persoalan dengan investornya dalam kaitan bisnis model crowd-scoursing. Justru dengan model bisnis tersebut, kata dia, Garasi.id mampu menjangkau konsumen dari seluruh penjuru Indonesia.

        “Soal investornya happy-happy saja sih. Soalnya begini, kita bisa jadi scalable karena model crowd-sourcing ini,” kata Ardyanto dalam sebuah diskusi di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (6/6/2024).

        Hingga saat ini, Ardyanto mengaku pelanggan Garasi.id mencapai ribuan. Karenanya, model bisnis cword-sourcing menjadi salah jawaban yang atas banyaknya permintaan di daerah-daerah.

        Baca Juga: AI Generatif Dinilai Mampu Tingkatkan Ekonomi Asia Pasifik hingga US$4,5 Triliun

        ”Buat kita, investor, kalau customernya ada yang disana dan butuh, dan kita ngelayanin dengan cepat sesuai dengan apa yang kita janjikan dalam warranty tersebut, dan selama ini gak ada masalah dengan ininya (investor) ya,” jelasnya.

        Dalam kesempatan yang sama, CEO SweetEscape, David Soong menuturkan, model bisnis crowd-sourcing memberikan keuntungan yang lebih bagi para investor. Pasalnya, SweetEscape sendiri bergerak di industri fotografi yang melibatkan ribuan fotografer.

        Seandainya diwajibkan merekrut ribuan fotographer dalam satu area perkantoran, kata David, biaya operasional akan sulit dikendalikan. Karenanya, dia menilai model bisnis crowd-sourcing menjadi jawaban tepat untuk menjawab tantangan tersebut.

        Baca Juga: Resistensi Investor terhadap Transparansi ESG, Tantangan bagi Ekosistem Hijau Kelapa Sawit

        “Idenya nggak akan bisa mulai atau berhasil, karena demand-nya nggak predictable, nggak bisa steady, demand-nya bisa tinggi. Nah, itu solusi crowd-sourcing cocok, karena variable expense sama variable demand ketemu,” jelasnya.

        Sementara itu, CEO Dekoruma, Dimas Harry Priawan mengungkap efiensi dari model bisnis tersebut. Dengan skema bisnis tersebut, mitigasi risiko bisa lebih mudah diperhitungkan dan dipersiapkan.

        “Misalnya saya cuma bisa hire 10 orang, gimana caranya 100? Itu kan crowd-sourcing, gak bisa 10 orang serve semuanya,” ujarnya.

        Di sisi lain, perusahaan juga bisa membaca potensi segmen bisnis melaui model bisnis crowd-sourcing tersebut. Meski mempekerjakan karyawan per projek, kata Dimas, model bisnis ini juga tetap mengedepankan dedikasi pekerja.

        Baca Juga: Kejar Pertumbuhan Berkelanjutan, DEPO Lakukan Investasi Strategis di 6 Lokasi Land Bank

        “Lalu nanti bisa lagi modelnya lebih tinggi lagi, bisa kita kasih bulanan, tapi ya kecil, tapi nanti ada komisi di atas. Jadi structure-nya banyak, dan itu tergantung tadi stage of bisnisnya dan tadi melihat demand dan supply-nya dari segi market,” pungkasnya. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Andi Hidayat
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: