Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK MIGAS) memperingati 22 Tahun Mengelola Hulu Migas di Gedung City PlazaJakarta, (16/07/2024). Mengusung tema ‘Kami Berbakti dan Kami Mengabdi’ kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pelecut semangat dalam mencapai Long Term Planning (LTP) 1 juta barel minyak dan 12 miliar kubik gas per hari.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam sambutannya menyampaikan selama dua dekade industri hulu migas sukses menyumbangkan penerimaan pendapatan negara hingga Rp5 ribu triliun. Atas sumbangsih ini menjadikan Industri Hulu Migas sebagai penyumbang pendapatan negara terbesar kedua setelah pajak.
”Kita mengundang Bapak dan Ibu untuk mengapresiasi pencapaian Hulumi Gas selama dua dekade terakhir. Ini kita perlukan karena kebetulan kita dalam posisi yang harus berjuang lebih berat lagi untuk bisa meningkatkan dan mencapai long term planning yang kita sama-sama telah disepakati yakni satu juta barel oil per hari minyak dan dua belas billion kubik per hari gas,” ujar Dwi Soetjipto.
Baca Juga: Wejangan Bos SKK Migas buat IKA ITS: Mari Berkontribusi Bagi Kemajuan Industri Nasional
Dwi Soetjipto melanjutkan sejak tahun 2012, pasokan gas untuk kebutuhan domestik telah melebihi ekspor sehingga mampu menciptakan multiplayer effect bagi ketahanan energi nasional hingga menyedot 150 ribu pekerja.
”Setelah 22 tahun berkiprah industri hulu migas terus menunjukkan peran strategis dengan kontribusi signifikan. Pada tahun 2023 kita berhasil mengumpulkan penerimaan negara sebesar Rp 219 triliun dan hanya dalam semester pertama tahun ini jumlahnya telah mencapai Rp 114 triliun,” lanjut Dwi Soetjipto.
Dia optimis industri hulu migas tetap dinamis ke depan. Apa lagi sektor ini akan menjadi jembatan penting dalam upaya RI menjalankan transisi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT).
Untuk mendukung kebutuhan energi migas tersebut Dwi Soetjipto mengungkapkan, hingga tahun 2029 terdapat 138 rencana pelaksanaan proyek hulu migas. Guna mengakselerasi proyek ini dibutuhkan total investasi Rp543 T.
Kesemua proyek itu merupakan bagian dari 4 strategi Long Term Planning (LTP) yang ditetapkan SKK Migas. 4 Strategi itu antara lain, Improving Existing Asset Value, Resource to Production (R to P), Enhanced Oil Recovery (EOR), dan eksploration.
”Kebutuhan akan migas diharapkan akan terus meningkat secara volume. Peningkatan ini terutama karena migas masih sangat dibutuhkan tidak hanya untuk energi tapi juga sebagai bahan baku atau feedstock bagi industri petrokimia. Selain itu produksi gas diharapkan akan semakin dominan di masa depan, mengingat gas merupakan sumber energi transisi yang penting menuju era energi baru dan terbarukan,” tutup Dwi Soetjipto.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Amry Nur Hidayat