Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) implementasikan berbagai instrumen moneter promarket yaitu SRBI dengan instrumen lain seperti Sekuritas Valas Bank Indonesia atau (SVBI) dan Suku Valas Bank Indonesia (SUVBI) untuk raih modal asing.
Per Juli 2024, SRBI, SVBI dan SUVBI masing-masing tercatat mendapatkan dana sebesar Rp 775,45 triliun, US$ 1,82 miliar, dan US$ 267.
Baca Juga: Pekan Terakhir Juni 2024, Indonesia Kebanjiran Dana Asing, Segini Nilainya
"Hingga 15 Juli 2024 posisi instrumen SRBI, SVBI dan SUVBI masing-masing tercatat mendapatkan dana sebesar Rp 775,45 triliun, US$ 1,82 miliar, dan US$ 267," kata Perry, di Jakarta, Rabu (17/7/2024).
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, kebijakan SRBI ditujukan untuk mempercepat upaya pendalaman pasar uang serta untuk mendorong aliran masuknya portofolio asing ke dalam negeri.
"Kebijakan ini juga dimaksudkan untuk mempercepat upaya pendalaman pasar uang serta unuk mendukung aliran masuk portofolio asing ke dalam negeri," jelasnya.
Perry menambahkan, untuk mendorong berlanjutnya aliran masuk portofolio asing kepasar keuangan domestik, Bank Indonesia akan terus mengoptimalkan berbagai inovasi instrumen moneter promarket dari sisi volume, daya tarik, imbal hasil dan didukung dengan kondisi fundamental ekonomi domestik yang kuat.
"Ke depan BI akan terus mengoptimalkan berbagai inovasi instrumen moneter promarket ini baik dari sisi volume maupun daya tarik, imbal hasil dan dengan didukung kondisi fundamental ekonomi domestik yang kuat untuk mendorong berlanjutnya aliran masuk portofolio asing kepasar keuangan domestik," paparnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cita Auliana
Editor: Fajar Sulaiman