Ketua Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC), Witcak Darmosarkoro melayangkan kritik kerasnya kepada negara0negara Eropa yang kerap menyerang industri kelapa sawit Indonesia.
Witcak, dalam sebuah Focus Group Dicussion (FGD) bertema "Biodiesel untuk Negeri", menilai bahwa kritik tersebut lebih terkait dengan persaingan pasar global ketimbang isu lingkungan.
Baca Juga: Sawit Integrasi Dinilai Bisa Jadi Solusi Krisis Pangan
“Di Eropa sana selalu menghajar kita. Soalnya apa? Rebutan massa. Sebenarnya memang gitu ya, tetapi kalau mau perang itu ya yang bagus lah, jangan menjelek-jelekkan gitu,” kata Witcak, ditulis Warta Ekonomi, Selasa (23/7/2024).
Witcak menyebut jika Eropa sering menjelek-jelekkan kelapa sawit dengan alasan lingkungan dan berbagai kampanye negatif lainnya. Padahal, produk alternatif seperti soybean juga mempunyai dampak lingkungan yang signifikan.
“Jadi, produksi satu hektare kelapa sawit itu sama dengan produksi delapan hektare soybean. Jadi yang merusak yang mana? Yang merusak soybean,” jelas dia.
Kelapa sawit menurut Witcak jauh lebih ramah lingkungan apalagi jika dihitung dari kebutuhan pupuk dan pestisida. Hal tersebut sudah dibuktikan melalui penelitian oleh berbagai universitas di Tanah Air, salah satunya Universitas di Jambi.
“Jadi, saya ingin meyakinkan bahwa langkah kita untuk biodiesel itu sudah sangat tepat. Apalagi keunggulan program biodiesel ini adalah menjaga harga petani,” tutur Witcak.
Baca Juga: Airlangga Serahkan Dana PSR Rp11,2 Miliar ke Pekebun Sawit di Palembang
Lebih lanjut, dirinya juga menjelaskan beberapa keunggulan sawit salah satunya mengandung tokotrienol yang merupakan sumber vitamin E. vitamin tersebut diklaim hanya ada pada minyak nabati sawit saja.
“Vitamin E itu sumber antioksidan yang luar biasa. Dan vitamin E yang ada di kelapa sawit itu kekuatannya 62 kali dari vitamin E yang lain, luar biasa sekali,” jelasnya.
Maka dari itu, pihaknya menegaskan akan terus melakukan advokasi dan promosi di tingkat internasional, khususnya berkunjung ke PBB untuk menjelaskan perihal manfaat kelapa sawit yang sangat banyak.
Baca Juga: BRIN Manfaatkan Limbah Padi dan Sawit Jadi Biosilika Bernilai Ekonomis
“Kegiatan yang paling utama itu adalah advokasi. Bahkan CPOPC ini juga sampai mendatangi PBB sana, mengatakan bahwa kelapa sawit itu sangat baik,” ujar Witcak.
Lebih lanjut, upaya CPOPC yang lain adalah meluncurkan Program Young Elaesi Ambassador yang telah melibatkan banyak duta muda dari seluruh dunia agar bisa mempromosikan kelapa sawit melalui media sosial seperti TikTok dan YouTube.
Tujuan dari program tersebut menurut Witcak adalah memberikan informasi yang akurat yang bisa melawan tuduhan maupun propaganda negatif terhadap kelapa sawit itu sendiri.
“Jadi kita ambil dari seluruh dunia, mereka ngomong di TikTok, di YouTube, di mana saja, untuk menjelaskan bahwa kelapa sawit itu baik. Supaya mereka juga tahu, bahwa kita ini bukan orang bodoh,” sambung Witcak.
Terakhir, dirinya mengajak semua pihak untuk mendukung industri kelapa sawit serta membangun citra positifnya baik di Indonesia maupun kancah dunia.
Baca Juga: Analis Sebut Agenda Sawit Prabowo Mendapat Dukungan Global
“Kita bisa menghadapi semuanya (tudingan negatif) itu dengan advokasi dan dukungan adik-adik sekalian. Jangan sampai kita di dalam negeri sendiri itu mengatakan bahwa kelapa sawit itu merusak hutan. Itu kan aneh sekali,” ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar