Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Solidaritas Industri Sawit, Papua Nugini Resmi Jadi Bagian CPOPC

Solidaritas Industri Sawit, Papua Nugini Resmi Jadi Bagian CPOPC Kredit Foto: SMART
Warta Ekonomi, Jakarta -

Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) atau Dewan Negara Produsen Minyak Kelapa Sawit secara resmi menyambut bergabungnya negara Papua Nugini sebagai negara anggota keempat. Penyerahan instrument aksesi dalam seremoni yang berlokasi di kantor CPOPC Jakarta, Indonesia tersebut menandai rampungnya serangkaian proses aplikasi formal yang telah diajukan oleh Papua Nugini sejak 27 Oktober 2020 lalu.

Dalam keterangannya, Minister Counsellor Kedutaan Besar Papua Nugini, Gregory Hombuahin, mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen terhadap praktik kelapa sawit berkelanjutan serta mendukung kemajuan industri secara kolektif.

Baca Juga: Ini Langkah Shell Indonesia untuk Perkuat Industri Sawit

Gregory juga menyebut bahwa Papua Nugini merasa bangga bisa bergabung dengan CPOPC yang merupakan organisasi untuk mewujudkan berbagai nilai keberlanjutan dan pertumbuhan yang berpusat pada masyarakat.

“Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan anggota lain untuk membangun masa depan yang lebih cerah bagi industri kelapa sawit,” ujar Gregory, dikutip Kamis (2/1/2025).

Dalam keterangan yang sama, Sekretaris Jenderal CPOPC, Rizal Affandi Lukman, mengapresiasi serta menyambut baik bergabungnya Papua Nugini secara resmi ke organisasi tersebut. 

Dia mengatakan bahwa seremoni aksesi tersebut merupakan bukti dari visi pemersatu CPOPC. Papua Nugini juga dianggap berpengalaman dalam budidaya kelapa sawit dan berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Sehingga akan semakin meningkatkan tujuan kita bersama. Bersama-sama, kita dapat memperkuat suara kolektif kita di panggung global, mempromosikan pembangunan yang adil dan berkelanjutan di sektor kelapa sawit,” ucap Rizal.

Keikutsertaan Papua Nugini dalam CPOPC ini juga dinilai akan memperkuat solidaritas regional. Hal tersebut diungkapkan oleh Staf Ahli Bidang Konektivitas dan Sektor Jasa Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Dida Gardera.

Dida mengungkapkan jika Indonesia dan Papua Nugini, sebagai negara tetangga, memiliki sejarah kemitraan yang panjang. Sehingga, keanggotaan tersebut membuka jalan untuk kolaborasi yang lebih dalam untuk praktik berkelanjutan dan ketahanan pasar.

Bergabungnya Papua Nugini secara resmi ini disambut baik oleh Wakil Sekretaris Divisi Pengembangan Industri Kelapa Sawit dan Sagu Kementerian Perkebunan dan Komoditas Malaysia, Puan Nurul Marha Mohamed. Ia mengaku jika pihaknya menyambut baik implikasi yang lebih luas dari pencapaian tersebut.

“Aksesi Papua Nugini ke CPOPC merupakan bukti dedikasi negara ini untuk memajukan industri kelapa sawit melalui praktek-praktek berkelanjutan dan upaya-upaya kolaboratif.  Ratifikasi Piagam CPOPC oleh Parlemen Papua Nugini dan penerbitan Instrumen Aksesi menandakan komitmen yang kuat terhadap visi dan tujuan bersama kami,” jelas dia.

Lebih lanjut, menurut Wakil Menteri Pertanian Kementerian Pertanian dan Peternakan Honduras, Lid Roy Lazo Rodriguez, menyambut bergabungnya Papua Nugini secara resmi ke CPOPC. Bergabungnya Papua Nugini tersebut dinilai akan memperkaya dialog dan strategi dalam memajukan industri kelapa sawit secara global.

Baca Juga: Impor Minyak Sawit Azerbaijan Naik 7,4%

“CPOPC merupakan mercusuar kerja sama di antara negara-negara penghasil kelapa sawit. Bergabungnya Papua Nugini memperkaya dialog dan strategi kami untuk memajukan industri kelapa sawit secara global yang akan memperkuat perdagangan lebih adil dan berkelanjutan,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: