Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ekosistem Berkelanjutan, Kelapa Sawit Dukung Program Nol Emisi Karbon di Indonesia

        Ekosistem Berkelanjutan, Kelapa Sawit Dukung Program Nol Emisi Karbon di Indonesia Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kelapa sawit merupakan komoditas yang dinilai paling siap dalam mendukung pencapaian Net Zero Emission (NZE) atau nol emisi karbon di sektor industri tahun 2050.

        Menurut keterangan dari Direktur Industri Hasil Laut dan Perkebunan, Ditjen Industri Agro, Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Setiadi Diarta menjelaskan jika program Sawit Indonesia Emas 2045 telah diarahkan untuk meniadakan emisi karbon pada industri sawit nasional.

        Baca Juga: BPDPKS Turun Mengedukasi, Fokus Tingkatkan Pekebun Sawit

        "Kata kuncinya adalah pengembangan sektor industri yang berkelanjutan (sustainable) dan mampu tertelusur (treaceable) sebagai prasyarat penerimaan produk hilir kelapa sawit di pasar global," katanya dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Warta Ekonomi, Kamis (25/7/2024).

        Kemenperin, sambungnya, saat ini sedang menyusun sebuah Peta Jalan (Roadmap) Sawit Indonesia Emas 2045.

        Pihaknya berharap pada tahun 2045 nanti, bisa tercapai postur industri kelapa sawit dari hulu hingga hilir yang berkelanjutan serta sejalan dengan ultimate goals pertumbuhan sektor industri yang berdaulat, mandiri, maju, berkeadilan, dan inklusif.

        Setiadi membeberkan nilai ekonomi sektor kelapa sawit hulu – hilir nasional mencapai lebih dari Rp750 triliun per tahun. Nilai tersebut setara dengan 3,5% Produk Domestik Bruto (PBD) Nasional tahun 2023 yang mencapai Rp20.892 triliun.

        Dalam keterangan yang sama, Achmad Mangga Barani selaku Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian 2006 – 2010 menyebut jika pabrik kelapa sawit, seiring dengan perkembangan sektor hulu, dianggap cukup berkembang pesat. Terutama dengan perkembangan digitalisasi dan Artificial Intelligence (AI) yang disokong ilmu computer membuat pabrik kelapa sawit di dunia pun turut berkembang dengan menghasilkan produksi yang lebih bernilai dan tentu saja lebih efisien.

        Baca Juga: Pakar Ungkap Alasan Krusial Sulitnya Penuhi Target Peremajaan Sawit Rakyat (PSR)

        "Perkembangan teknologi pabrik kelapa sawit di Indonesia pun tidak boleh stagnan namun harus mengikuti kondisi saat ini," ujar Ketua Forum Pengembangan Perkebunan Strategis Berkelanjutan (FP2SB) itu.

        Selain itu, menurutnya teknologi pabrik kelapa sawit yang baik adalah pabrik yang efisien, meminimalisir prosesing lost serta meminimalkan kehilangan minyak.

        Sementara itu, Ketua Ikatan Ahli Bioenergi Indonesia (IKABI), Tatang Hernas Soerawidjaja menyoroti bahwa produksi minyak sawit mentah (CPO) yang sudah dipraktekkan oleh banyak pabrik kelapa sawit (PKS) sekarang ini masih menggunakan teknologi yang berumur sudah lebih dari 100 tahun. Sehingga, boros penggunaan air dan boros sumber energi.

        Baca Juga: Alasan Eropa 'Iri' dengan Keunggulan Sawit: Takut Indonesia Jadi Raja

        "Teknologi produksi minyak sawit mentah yang kian hemat air dan hemat energi perlu dikembangkan. Meminimalkan volume limbah cair yang harus diolah maupun penggunaan biomassa non-minyak yang terkandung di dalam tandan buah segar kelapa sawit," katanya.

        Menanggapi hal tersebut, Sahat Sinaga selaku Plt Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) menegaskan bahwa pengolahan TBS harus diubah teknologinya dari yang semula “wet-process” ke “dry-process” atau tanpa steam. Hal ini perlu dijalankan agar emisi gas rumah kaca rendah, kandungan Phytin trients di dalam minyak tinggi, dan tidak terjadi pencemaran lingkungan yang berasal dari limbah cair (No POME).

        Inovasi Terbaru

        Lebih lanjut, Ketua Bidang Perkebunan Kelapa Sawit Praktisi Profesional Perkebunan Indonesia (PKS P3PI), Posma Sinurat, mengapresiasi acara 2nd TPOMI 2024 yang digelar 18-19 Juli lalu yang merupakan acara pameran dan konferensi kedua kalinya yang menghadirkan inovasi terbaru teknologi dan talent untuk kelapa sawit.

        Dikatakannya kegiatan yang didukung Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) tersebut sangat relevan sekali dengan tantangan dan konflik dihadapi dalam industri sawit pada saat ini.

        Baca Juga: Pakar Desak Pembenahan Regulasi untuk Hilirisasi Industri Kelapa Sawit

        "Kegiatan ini menjadi ajang untuk menunjukkan teknologi terbaru PKS seperti peningkatan rendemen, baik lewat teknologi baru dan perbaikan manajemen, juga penyelesuaian sumber daya manusia atau talent di PKS," ujar Ketua Panitia kegiatan tersebut

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: