Megawati PDIP: Bagi Kami, Pembangunan Paling Penting adalah Mental Bangsa, Bukan Fisik
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri membuka pandangannya terkait dengan kepemimpinan dari Presiden ke-2 RI Soeharto.
Ia mengkritik bagaimana pembangunan infrastruktur era tersebut tidak dibarengi dengan pembangunan sumber daya manusia dari Indonesia.
Baca Juga: Kelemahan PDIP dan Koalisi Prabowo-Gibran untuk Pilkada DKI Jakarta
"Tentu kritik membangun. Beliau hanya dapat gelar bapak pembangunan tapi apa pembangunannya? Bagi kami pembangunan paling penting pembangunan mental bangsa bukan fisik," kata Megawati dalam musyawarah kerja nasional (Mukernas) Partai Perindo yang berlangsung di MNC Tower, Jakarta Pusat, pada Selasa (30/7).
Megawati menilai bahwa masa kepemimpinan Soeharto merupakan "titik hitam" dalam sejarah Indonesia. Menurutnya, terdapat masalah dalam cara berpikir dan kebijakan politik yang diterapkan oleh Soeharto selama masa jabatannya, terutama terkait dengan kebijakan de-sukarnoisasi.
"Ketika Pak Harto jadi presiden itu menurut saya dari seluruh perjalanan sejarah kita itu merupakan black dot," kata Megawati.
De-sukarnoisasi adalah upaya pemerintah Orde Baru untuk mengurangi peran dan keberadaan Sukarno dalam sejarah serta ingatan bangsa Indonesia. Megawati mengaku menjadi korban dari kebijakan ini.
"Saya enggak ada masalah dengan beliau, tapi cara berpikir dan politiknya waktu itu beliau saya sendiri sampai hari ini saya tak mengerti saya jadi korban, juga teman-teman saya waktu itu," ucap Megawati.
Megawati juga mengungkapkan bahwa dirinya dan teman-temannya saat itu dilarang untuk melanjutkan kuliah tanpa alasan yang jelas.
Baca Juga: Megawati Sebut Pemimpin Sekarang Malah Poco-poco, Kritik Jokowi?
"Kami tidak boleh kuliah dengan tidak ada reason alasan, apa alasannya? Karena waktu itu beliau melakukan de-sukarnoisasi dan tidak mengerti saya kalau de-sukarnoisasi, so what? Apa yang akan dia tampilkan?" tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar