Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian (Kementan) mengimbau negara-negara anggota ASEAN untuk bersama-sama membangun kesiapsiagaan wilayah dalam menghadapi ancaman krisis pangan.
“Salah satu inisiatif yang sedang didorong oleh Indonesia saat ini adalah penguatan cadangan pangan nasional berbasis sumber daya lokal di masing-masing negara. Ini merupakan dasar untuk pembentukan cadangan pangan bersama di wilayah regional ASEAN," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal Kementan, Prihasto Setyanto.
Prihasto menyebutkan bahwa hal ini merupakan tindak lanjut konkret dari Deklarasi Para Pemimpin ASEAN tentang Penguatan Ketahanan Pangan dan Gizi dalam merespons situasi krisis, yang diadopsi oleh para pemimpin ASEAN saat keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023 lalu.
Hal tersebut juga disampaikan oleh Prihasto ketika memimpin delegasi Indonesia pada ajang 45th Special Senior Official Meeting of the ASEAN Minister for Agriculture, Forestry, and Fisheries (SSOM AMAF) di Johor Bahru, Malaysia, Selasa (6/8/2024).
Pada pertemuan tersebut, disetujui beberapa hal, termasuk dokumen kerja sama di berbagai bidang ketahanan dan keamanan pangan, perikanan, kehutanan, hingga pertanian.
"Pada pertemuan ini juga disepakati penyusunan Rencana Aksi ASEAN untuk pertanian berkelanjutan (ASEAN Action Plan for Sustainable Agriculture) dan rencana aksi penguatan ketahanan pangan ASEAN (Plan of Action on ASEAN Food Security) untuk periode 2026-2030," jelas Prihasto.
Baca Juga: Hubungan Diklaim Baik, Namun Jokowi Belum Kirim Pesan Apapun ke Megawati
Salah satu isu penting yang diangkat dalam pertemuan tersebut adalah kebijakan pasar Uni Eropa melalui penerapan EU Deforestation Free Regulation (EUDR) yang cenderung bersifat restriktif dan diskriminatif serta merugikan kepentingan petani kecil.
Prihasto menjelaskan bahwa restriksi EU telah menghambat perdagangan berbagai produk perkebunan unggulan ASEAN seperti kakao, sawit, dan karet. Oleh karena itu, dirinya meminta agar ASEAN mengambil sikap tegas terhadap EUDR.
Baca Juga: Padahal Kunci Atasi Krisis Pangan, Penerapan Benih Hasil Rekayasa Genetik Masih Terhambat Regulasi
“Dengan berbagai tantangan perdagangan internasional, termasuk kebijakan restriksi dari Uni Eropa, pertemuan ini telah menyepakati penguatan kemitraan untuk peningkatan daya saing komoditas pertanian unggulan ASEAN untuk menembus pasar global,” kata Prihasto.
Lebih lanjut, Prihasto menegaskan komitmen pemerintah Indonesia dalam pengurangan pembakaran residu tanaman yang telah ditetapkan dalam undang-undang. Hal ini dibahas dalam panduan pengurangan pembakaran residu tanaman di ASEAN.
Baca Juga: Istana Wapres Terpisah dari Kantor Jokowi di IKN, Ternyata Ini Alasannya
“Pemerintah Indonesia terus memastikan penerapan penegakan aturan tersebut. Kami berkomitmen mengurangi pembukaan lahan pertanian dengan cara dibakar,” tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar