Ketua DPP Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Willy Aditya mengakui keputusan partainya untuk membatalkan dukungan terhadap Anies Baswedan dalam Pilkada Jakarta adalah sebuah pembelajaran yang mahal.
"Kalau kita refleksikan, ini menjadi pembelajaran yang mahal bagi kami," ujar Willy Aditya di Jakarta, Senin (26/8).
Meski begitu, Willy menegaskan bahwa Partai Nasdem tetap pada keputusannya untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang mencalonkan Ridwan Kamil-Suswono.
Baca Juga: Jika Diusung PDIP, Anies Harus Siap Jadi 'Boneka' Megawati
"Ada keputusan-keputusan strategis yang mepet ya. Sementara kita ini well-prepared sebagai sebuah institusi. Nasdem ini selalu memberikan rekomendasi yang paling awal," ucapnya.
Namun, saat ditanyai soal penyesalan oleh awak media, Willy menyatakan bahwa Partai Nasdem sama sekali tidak menyesal dengan keputusan yang telah diambil.
"Ya tidak ada. Ini keputusan politik yang sudah diambil, karena itu jauh sebelum keputusan MK (Mahkamah Konstitusi) ada," kata Willy.
“Jadi kita tidak mau maju mundur cantik ya dalam hal ini. Ya sudah, sekali layarnya berkembang ya sudah,” imbuhnya.
Baca Juga: Hadir Beriringan dengan Anies di Kongres NasDem, Jokowi Dianggap Sangat Malu
Sebelumnya, Nasdem bersama sejumlah partai lain seperti PKS dan PKB kompak menarik dukungan atas Anies untuk maju kembali dalam Pilkada Jakarta karena kurangnya kursi. Namun, beberapa waktu setelah itu Putusan MK Nomor 60/PUU-XXII/2024 resmi keluar.
Putusan tersebut mengatur salah satunya soal aturan ambang batas pencalonan kepala daerah yang tidak lagi 20 persen melainkan menjadi minimal 7,5 persen sampai 10 persen.
Alhasil, kini partai bisa mencalonkan paslonnya tanpa harus berkoalisi dengan partai lain. Berkat aturan inilah, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) digadang-gadang bakal mengusung Anies dalam Pilkada Jakarta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait: