Industri Public Relations (PR) di Asia Tenggara akan mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun mendatang. Pertumbuhan ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan kebutuhan perusahaan untuk membangun reputasi merek yang kuat, transformasi digital yang pesat, dan perubahan perilaku konsumen di era digital.
Pakar komunikasi industri Muhammad Zulkifli mengatakan bahwa adanya pergeseran sektor B2B (business to business) dalam menjangkau pasar di negara Asia Tenggara, yang awalnya fokus pada cara-cara konvensional seperti eksibisi atau pameran produk, saat ini mulai bergeser pada aktifitas PR sebagai salah satu strateginya.
“Transformasi digital di berbagai negara di kawasan Asia Tenggara telah meningkatkan kebutuhan layanan komunikasi, khususnya industri B2B yang menyasar segmen korporat sebagai target pasarnya. Mereka melakukan percepatan dalam mengadopsi teknologi digital, mulai dari cloud, Internet of Things (IoT), AI dan sebagainya. Dampaknya, organisasi bisnis membutuhkan strategi komunikasi yang cepat dan tepat agar solusi yang mereka tawarkan relevan dengan masalah pelanggannya,” tuturnya, Jakarta, Rabu (28/8/2024).
Baca Juga: Lindungi Diri di Dunia Maya dan Jaga Reputasi Digital Jadi Kunci Sukses Karier
Menurutnya, segmen komunikasi industri menyasar pada stakeholder internal yang merupakan pemegang keputusan, sehingga bahasa maupun mediumnya berbeda dengan komunikasi untuk konsumen individu.
“Ada ribuan perusahaan di Asia Tenggara yang segmen pasarnya adalah korporasi. Tentu ini peluang besar bagi firma public relations untuk menggarapnya. Apalagi sasarannya tidak saja manajemen organisasi bisnis, tapi juga pemerintah yang memiliki aturan yang berbeda tiap negara. Di sini perannya PR untuk industri dalam mengolah pesan komunikasi agar sejalan dengan regulasi pemerintah setempat,” ungkap Country Lead dari perusahaan konsultan PR berbasis di Singapura Priority Consultants tersebut.
Paska Covid 19, berbagai negara melakukan akselerasi adopsi teknologi digitalnya mulai dari pembangunan infrastruktur hingga regulasinya.
Baca Juga: Peluang Bisnis Franchise Teman Nongkrong, Brand Kuliner Kafe dan Resto Ternama di Indonesia
“Industri ini berada di ambang pertumbuhan eksponensial, didorong oleh transformasi digital, pertumbuhan ekonomi, dan perubahan perilaku konsumen. Dengan adaptasi yang tepat terhadap perubahan ini, perusahaan PR di Asia Tenggara memiliki peluang besar untuk mengembangkan bisnis mereka dan memberikan dampak yang signifikan bagi klien mereka.”
Co-Founder dari SEA Insight Institute ini mengatakan bahwa industri keuangan akan menjadi salah satu akselerator pertumbuhan industri komunikasi di kawasan tersebut. Cakupan sektornya adalah perbankan, asuransi, fintek, dan investasi. Pertumbuhan ini didorong keseriusan pemerintah masing-masing negara dalam meningkatkan inklusi keuangan dan digitalisasi layanan perbankan. Negara-negara seperti Singapura dan Indonesia memimpin dalam hal inovasi fintek, sementara Vietnam dan Filipina juga menunjukkan pertumbuhan yang cepat dalam adopsi layanan keuangan digital.
“Dengan semakin banyaknya perusahaan fintek dan digital bank yang muncul di Asia Tenggara, kebutuhan akan jasa PR yang memahami teknologi dan regulasi keuangan juga meningkat. PR dapat membantu perusahaan-perusahaan ini dalam navigasi media, manajemen krisis, dan komunikasi dengan pemangku kepentingan. Dengan demikian, pertumbuhan industri keuangan di Asia Tenggara secara langsung berkontribusi pada peningkatan permintaan untuk layanan PR yang lebih komprehensif,” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: