Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tak Cuma Soal Kelas Menengah, Pemerintah Turut Waspadai Dinamika Eksternal Seperti China

        Tak Cuma Soal Kelas Menengah, Pemerintah Turut Waspadai Dinamika Eksternal Seperti China Kredit Foto: PT Putragaya Wahana
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) menegaskan kesiapan dalam menghadapi tantangan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian nasional.

        Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Ferry Irawan, menyatakan bahwa selain menjaga daya beli kelas menengah, pemerintah terus menggencarkan berbagai langkah strategis untuk menstabilkan ekonomi, terutama dalam merespons dinamika eksternal, salah satunya adalah Tiongkok (China).

        Baca Juga: Airlangga Tekankan Gerak Ekonomi Tak Lagi Terpaku Nasib Kelas Menengah

        "Apapun yang terjadi di Tiongkok, baik langsung maupun tidak langsung, akan memengaruhi ekonomi kita, termasuk dalam hal investasi," ungkapnya dilansir Senin (10/09/2024).

        Dirinya mencatat bagaimana perekonomian nasional sempat tergonjang-ganjing akibat ketegangan hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Di sisi lain, adanya pandemi juga turut memperburuk kondisi ekonomi dunia, termasuk Indonesia.

        Meski sempat mengalami penurunan ekonomi, pihaknya mencatat bagaimana nasional masih mampu bangkit, meskipun menghadapi tantangan baru seperti konflik Rusia-Ukraina. Dalam kondisi tersebut, Indonesia berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen.

        "Pada 2020-2021, meski mengalami kontraksi sebesar -0,7 persen, kita berhasil tumbuh kembali 3,7 persen, dan pada 2022, ekonomi kita tumbuh hingga 5,3 persen," jelas Ferry.

        Kesuksesan pemulihan ekonomi ini, menurutnya, berkat kebijakan pemerintah yang terintegrasi secara kuat, mulai dari menjaga pasokan kebutuhan pokok, distribusi pangan, hingga memperkuat kerja sama antar daerah. Langkah-langkah tersebut membantu Indonesia mencapai keseimbangan antara produsen dan konsumen, sehingga mampu menjaga stabilitas inflasi.

        Baca Juga: Kendalikan Inflasi Medis, AXA Financial Indonesia Luncurkan AXA Health Protector

        "Target inflasi kami harapkan berada di sekitar 2,5 persen, dengan toleransi plus minus 1 persen," tutur Ferry.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: