Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Astra Agro Lestari (AALI) Siap Alokasikan 30-40% Capex untuk Replanting Kebun Sawit

        Astra Agro Lestari (AALI) Siap Alokasikan 30-40% Capex untuk Replanting Kebun Sawit Kredit Foto: Antara/Makna Zaezar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Vice President Investor Relation & Public Affairs PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), Fenny A. Sofyan mengungkapkan jika perusahaan grup Astra sektor perkebunan kelapa sawit telah menggunakan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar 30-40% dari total capex senilai Rp1,2 triliun – Rp1,4 triliun sepanjang tahun 2024 ini.

        "Telah digunakan 30 persen sampai 40 persen dari total belanja modal (sampai saat ini)," ujar Fenny Sofyan setelah Media Day di Menara Astra Jakarta, Rabu, (18/9/2024).

        Baca Juga: Budiarsa Sastrawinata Terima Nawacita Awards 2024 Kategori Kemajuan Infrastruktur dan Industri

        Sekitar 60 hingga 70 persen dari capex pada tahun ini, ungkapnya, bakal dialokasikan sebagai modal replanting. Sedangkan sisanya digunakan untuk melakukan pemeliharaan.

        "Kenapa (capex) turunnya gede banget? Karena ketika 2021 atau 2022 itu, kita ada pembelian dan pembenahan di infrastruktur. Ganti mobil dan lain sebagainya yang ke-delay di dua tahun pandemi. Jadi, agak tinggi tuh memang belanjanya, nah tahun ini udah normal lagi sebenarnya," kata dia.

        tercatat pada semester 1 2024, AALI membukukan laba bersih senilai Rp501,04 miliar. Hal itu meningkat sebanyak 26,64% year on year (yoy) dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp367,57 miliar.

        Adapun peningkatan laba bersih perseroan itu ditopang oleh pertumbuhan pendapatan yang meningkat sekitar 9,83% yoy sebanyak Rp10,31 triliun. Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.

        Fenny dalam acara tersebut juga mengungkapkan bahwa produktivitas tanaman di perkebunan kelapa sawit bakal meningkat seiring dengan adanya fenomena cuaca La Nina. Meskipun demikian, curah hujan yang tinggi tersebut juga dapat menyebabkan operasional perseroan terkendala seiring dengan tingginya muka air perkebunan yang berada di atas standar.

        Baca Juga: Membedah Ragam Pemikiran Doktor di Riau, Sawit Diulik

        Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini kekeringan dalam level Waspada, Siaga, dan Awas di beberapa wilayah Indonesia seiring dengan tanda-tanda fenomena La Nina yang saat ini masih belum tampak di tanah air.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: