Pemerintah Indonesia semakin serius mengejar target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat, dengan salah satu strategi utamanya adalah menerapkan teknologi Carbon Capture & Storage (CCS). Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Dadan Kusdiana, mengungkapkan pentingnya CCS dalam mengurangi emisi karbon dengan memanfaatkan prinsip-prinsip geosains dan teknologi geofisika yang canggih.
“Kita ditantang untuk menyimpan gas CO2 dalam formasi batuan bawah permukaan yang sesuai,” ujar Dadan saat membuka acara Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) Annual Meeting ke-49 di Padang, Sumatera Barat Selasa (24/09/2024) lalu. Teknologi tinggi geofisika, lanjutnya, sangat penting untuk memastikan transisi energi berjalan efektif dan efisien, membantu Indonesia memanfaatkan kekayaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Baca Juga: PHE dan PIS Jalin Kerja Sama Pengangkutan Carbon untuk Aktualisasi CCS
Meski Demikian, Dadan menyebutkan bahwa dalam menghadapi tantangan tersebut, pemerintah tengah membuat berbagai kebijakan-kebijakan strategis, antara lain transisi energi berkelanjutan, ketahanan energi dan pengelolaan sumber daya alam serta penguatan mitigasi bencana geologi.
Pemerintah, imbuhnya, menyadari bahwa untuk mencapai tujuan yang besar, diperlukan kapasitas sumber daya manusia yang unggul, baik di sektor pemerintah maupun swasta.
Geofisika juga akan berkembang jika nilai tambah bagi masyarakat, ekonomi, dan lingkungan dipahami dan dikomunikasikan ke masyarakat secara lebih luas. Oleh karena itu, Pemerintah mendorong kolaborasi antara akademisi, industri, dan dari sisi Pemerintah untuk mengembangkan program pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan saat ini dan masa depan.
"Melalui kolaborasi dan sinergi antara para ahli, praktisi, dan pemerintah, kita akan mampu meningkatkan terus peran ilmu Geofisika untuk membangun masa depan yang lebih berkelanjutan," pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Abdul Haris memaparkan bahwa tema yang diusung pada pertemuan ilmiah tahunan kali ini adalah Shaping Sustainable Futures Through Geophysical Insight, hal ini mencerminkan adanya kesadaran kolektif bahwa ilmu geofisika memiliki peran strategis dalam menghadapi kompleksitas tantangan nasional, regional dan global.
Baca Juga: ESDM Beberkan Implementasi Teknologi Carbon Capture Storage (CCS) di Indonesia
"Sebagai negara dengan resiko geologis tinggi sangat penting bagi Indonesia untuk memanfaatkan wawasan ilmiah fisika demi memastikan keberlanjutan pembangunan sekaligus mengindikasi dampak negatif bencana alam. Geofisika sebagai disiplin ilmu memiliki peranan penting dalam menghadapi tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia, mulai dari mitigasi bencana hingga eksplorasi sumber daya alam mengingat letak geografis Indonesia yang berada di cincin api Pasifik, resiko bencana seperti gempa bumi dan tsunami menjadi sangat nyata," ungkap Abdul.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Aldi Ginastiar