Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Harga CPO Menguat 5%, Tanda Akan Terus Menghijau?

        Harga CPO Menguat 5%, Tanda Akan Terus Menghijau? Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Harga minyak sawit mentah atawa Crude Palm Oil (CPO) dinyatakan anjlok pada perdagangan akhir pekan lalu. Kendati demikian, harga komoditas ini secara mingguan masih menghijau.

        Harga CPO di Bursa Malaysia pada Jumat (27/9/2024) lalu untuk kontrak pengiriman Desember dinyatakan tutup di harga MYR 4.052/tonnya. Jatuh sebanyak 2,41% dibandingkan hari sebelumnya.

        Baca Juga: Reli CPO Belum Berhenti, Musim Hujan Jadi Faktor Kunci

        Kendati demikian, harga CPO itu masih membukukan kenaikan sebesar 5,19% sepanjang pekan lalu. Hal tersebut lantaran harganya sempat naik berhari-hari. Adapun koreksi harga CPO ini disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya adalah penurunan harga minyak nabati pesaing.

        Diketahui pada akhir pekan lalu, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (Amerika Serikat/AS) menurun sebanyak 0,84% sementara harga minyak rapeseed cukup stagnan.

        Ketika harga minyak nabati pesaing makin murah, maka keuntungan menggunakan CPO juga akan berkurang. Sebabnya, berbagai komoditas tersebut bisa saling menggantikan satu sama lain.

        Faktor lainnya adalah perkembangan nilai tukar mata uang ringgit Malaysia yang berimbas juga pada harga CPO. Diketahui ringgit pada akhir pekan lalu menguat sebanyak 0,42% terhadap dolar AS. Nilai tukar ringgit Malaysia terapresiasi sebanyak 1,9%.

        CPO pun menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain ketika ringgit mulai menguat. Sehingga, permintaan CPO pun berisiko turun sehingga harga mengikuti.

        Dalam perspektif mingguan (weekly time frame) secara teknikal, CPO masih bercokol di zona bullish. Hal ini terbukti dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 59,34. RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

        Meskipun demikian, para pelaku pasar juga perlu waspada lantaran indikator Stochastic RSI berada di angka 100, Sudah paling tinggi, sangat jenuh beli (overbought).

        Baca Juga: Lesunya Permintaan Global, GAPKI Desak Revisi Bea Keluar dan Pungutan Ekspor CPO

        Target koreksi terdekat adalah MYR 4.049/ton yang merupakan Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka MYR 4.000/ton yang menjadi MA-10 rasanya bisa menjadi target berikutnya. Sedangkan pivot point harga CPO akan ada di MYR 3.965/ton. Jika sudah sampai di sini, maka harga CPO bisa naik dengan target resisten di rentang MYR 4.103-4.134/ton.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: