Ketua Peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Aqsha, ST, M.Sc, Ph.D, EIT, dalam penelitian Grant Riset Sawit berhasil memanfaatkan produk samping biodiesel sawit (gliserol) sebagai bahan markah jalan.
Penelitian yang didanai oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) tersebut mengusung judul “Formulasi Bahan Markah Jalan Berbahan Baku Produk Samping Biodiesel Sawit dan Gondorukem” dan dikerjakan dalam kurun waktu dua tahun yakni 2022 – 2024 serta sudah dilakukan uji coba di jalan.
“Melalui penelitian (Grant Riset Sawit), kami melakukan pengembangan produk markah jalan (cat markah jalan) yang biasanya berwarna putih atau kuning dari gondorukem yaitu turunan dari getah pinus. Namun, pada penelitian ini kami modifikasi menggunakan gliserol merupakan produk sampingan dari industri biodiesel sawit,” ujarnya, saat paparan di acara Perisai 2024, yang diadakan BPDPKS, di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Jumat (4/10/2024).
Dalam pelaksanaan penelitian tersebut, tim peneliti dari ITB menjalin kerja sama dengan PT Perhutani PPCI (Pemalang) dan PT HK Aston. Penelitian tersebut juga dilakukan dengan beberapa tahapan salah satunya adalah surveri ke area pabrik dan perkebunan pinus di Pemalang.
Baca Juga: Uni Eropa Masih Berusaha Jegal Sawit, Dirut BPDPKS Ungkap Cara Melawannya
Dalam prosesnya, mereka mengambil sampel gondorukem yang selanjutnya dimodifikasi serta dianalisis berbagai sifatnya. Selanjutnya, hal itu digunakan sebagai bahan campuran pembuatan markah jalan.
“Gondorukem yang dihasilkan dari distilasi getah pinus akan dimodifikasi dengan gliserol yang merupakan produk samping industri biodiesel sawit. Dihasilkan suatu adhesif yang sesuai dengan standar sehingga dapat digunakan untuk campuran produk markah jalan,” imbuhnya, saat menyampaikan paparan.
Uji coba pun dilakukan untuk membuktikan hasil penelitian mereka. Pada Oktober 2023 silam, dilakukan pengecatan cat markah jalan pertama pada bioaspal dalam kampus ITB. November 2024, uji coba kembali dilakukan bersama HK Aston dan Perhutani dengan cara yang sama yakni pengecatan cat markah jalan kedua pada bioaspal dengan menggunakan formulasi yang berbeda.
Kemudian di tahun 2024, tim tersebut menyiapkan bahan marka jalan sebesar 2 tol tuntuk pengetesan jalan tol bersama PT Bakahaueni Terbanggi Besar Toll Road di Lampung. Hal itu tercapai melalui sinergi BUMN antara PT Perhutani dan PT HK Aston. Pengetesan jalan tol ini kemudian dilakukan pada tanggal 10 September 2024 sepanjang 1 kilometer dan disaksikan oleh perwakilan dari BPDPKS dan Asosiasi Inventor Indonesia (AIA).
Adapun produk tersebut telah diuji di Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri bahan dan barang teknik serta memenuhi standar Asto M24998 sehingga dapat digunakan di jalan tol.
“Hasil (produk) dari penelitian sudah kami uji cobakan (road test) di jalan aspal dan bioaspal serta jalan tol yang ada di Lampung. Ke depan kami akan melakukan berbagai analisa di lab dan formulasi lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas produk markah jalan buatan dalam negeri sebagai hasil sinergi dari BUMN dan ITB,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: