Operasi Tambang Tembaga Terbesar ke-3 RI Bisa Lebih Cepat, Ini Kata Bumi Suksesindo
General Manager of Operations (GMO) PT Bumi Suksesindo (BSI) Roelly Fransza membocorkan bahwa pengoperasian tambang tembaga bawah tanah pada proyek tembaga tujuh bukit yang dioperasikan oleh PT Merdeka Copper Gold melalui anak usahanya PT BSI di Kabupaten Banyuwangi bisa jadi lebih cepat dari rencana awal.
Jika proyek tembaga tujuh bukit beroperasi, maka akan menjadi tambang tembaga ke-3 terbesar di Indonesia dan berpotensi meningkatkan produksi tembaga Indonesia 10%-15%.
Roelly menerangkan bahwa proyek tembaga bawah tanah bakal digarap setelah tambang dipermukaan (open pit) selesai diproduksi. Saat ini BSI mengoperasikan tambang permukaan yang berfokus pada produksi emas hingga tahun 2029.
”Ya, kira-kira mungkin tambang bawah tanah itu akan mulai setelah tambang permukaannya berakhir ya. Kalau bisa lebih cepat kenapa enggak ini masukan buat negara kan tentunya ya,” ungkap Roelly di Tambang Emas Tujuh Bukit Banyuwangi, Jumat, (25/10/2024).
Tujuh Bukit Copper Project merupakan salah satu cadangan tembaga terbesar di dunia yang belum di eksploitasi. Pada hasil Pra-Uji Kelayakan ditemukan manfaat ekonomi yang tinggi untuk pengembangan tambang bawah tanah ini, yang berumur panjang dan signifikan secara global dengan pendekatan bertahap.
Pada puncak produksinya, Proyek Tembaga Tujuh Bukit akan memproses 24 juta ton bijih per tahun untuk menghasilkan lebih dari 110.000 ton tembaga dan 350.000 ounces emas per tahun selama lebih dari 30 tahun.
”Kalau kita dalam studi sekarang masih antara 4 juta, 12 juta dan 24 juta, itu kira-kira (potensinya),” lanjut Roelly.
Baca Juga: Jejak Langkah Keberhasilan PT Bumi Suksesindo Menerapkan Good Mining Practice
Roelly menambahkan dari data Mineral Resources Estimate (MRE) yang dilaporkan pada Maret 2024 lalu, terindikasi peningkatan jumlah sumber daya dari proyek ini. Di mana total kandungan sumber daya mineral proyek ini, meningkat dari 1.706 menjadi 1.738 juta ton, dengan peningkatan pada sumber daya mineral terindikasi, dari 442 menjadi 755 juta ton.
Sehingga, dari yang semula mengandung 8,1 juta ton tembaga dan 27,4 juta ounces emas, Proyek Tembaga Tujuh Bukit saat ini mengandung 8,2 juta ton tembaga dan 27,9 juta ounces emas.
“Tentu setelah kalau survei selesai, baru tembaga mulai, itu normatifnya ya. Kalau kami sih berharap studinya bisa lebih cepat, kemudian kita bisa mulai sebelum tambang surface di terakhir,” sambung Roelly.
Pasalnya, kata Roelly sangat dimungkinkan bahwa pengoperasian tambang permukaan bisa berjalan bersamaan dengan tambang bawah tanah. ”Sangat bisa dan itu hal yang normal di dunia tambang kita,” tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: