- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
IHSG Melemah hingga Saham Unggulan Tertekan, Sejumlah Emiten Ini Bisa Menjadi Pilihan!
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah sebesar 0,48% atau turun 36,75 poin ke level 7.569,85 dengan volume transaksi tercatat lebih kecil dibanding hari sebelumnya. Pelemahan ini berpotensi berpotensi menguji support 7.550 yang mana akan membuka peluang menuju 7.520.
Dilansir Kamis (31/10), D’Origin Financial And Business Advisory mengatakan bahwa papan bursa tengah mengalami dorongan beli mengingat tercatat adanya 1.267.930 transaksi dan total volume saham mencapai 18,49 miliar lembar, serta total nilai transaksi sebesar Rp11,80 triliun. Dari sisi pergerakan saham, tercatat 234 saham mengalami kenaikan, 354 saham melemah, dan 191 saham stagnan.
Baca Juga: Laba Bersih Vale Indonesia Turun 78,55% pada Kuartal III 2024
Dengan adanya dorongan beli, pihaknya mengatakan hal ini menunjukkan potensi pengujian kembali ke level support. Adapun jika terjadi penembusan di bawah 7.550, IHSG mungkin melanjutkan pelemahan hingga ke level 7.520.
Adapun dalam perdagangan sebelumnya, saham-saham yang mengalami kenaikan terbesar meliputi PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO), PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), PT Sona Topas Tourism Industry Tbk (SONA), PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV), dan PT Megapower Makmur Tbk (MPOW).
Sebaliknya, saham-saham unggulan seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mengalami penurunan signifikan.
Di pasar reguler, investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp1,42 triliun, dengan penjualan terbesar terjadi pada saham BBCA sebesar Rp572,6 miliar dan BMRI sebesar Rp293,9 miliar. Hal ini menyebabkan akumulasi net buy asing sepanjang tahun ini menurun menjadi Rp38,7 triliun.
D’Origin Financial And Business Advisory dengan ini merekomendasikan beberapa saham yang dapat menjadi pilihan untuk investor. Berikut saham-saham tersebut:
-
PT AKR Corporindo Tbk (AKRA)
- Ditutup pada 1.395 (+3,33% atau +45 poin)
- Rekomendasi: Buy on Weakness (BOW) dengan target harga 1.600 dan Stop Loss (SL) di 1.300
- Support: 1.380 dan 1.370, Resistance: 1.410 dan 1.420
- Volume transaksi yang lebih rendah dari hari sebelumnya menandakan bahwa penguatan AKRA berpotensi menguji resistance di 1.410 dan, jika berhasil, berpotensi naik hingga 1.420.
-
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG)
- Ditutup pada 2.360 (+5,36% atau +120 poin)
- Rekomendasi: Spekulasi buy dengan target harga 2.800 dan SL di 2.180
- Support: 2.350 dan 2.340, Resistance: 2.370 dan 2.380
- Volume yang lebih tinggi menunjukkan potensi pengujian ke resistance 2.370. Jika level ini ditembus, ada peluang harga menuju 2.380.
-
PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)
- Ditutup pada 1.285 (+4,05% atau +50 poin)
- Rekomendasi: BOW dengan target harga 1.450 dan SL di 1.180
- Support: 1.270 dan 1.250, Resistance: 1.300 dan 1.320
- Kenaikan volume transaksi mendukung potensi pengujian di resistance 1.300. Apabila resistance tersebut dilewati, harga berpeluang mencapai 1.320.
Baca Juga: Pendapatan Melonjak! Laba Bersih MAP Tembus Rp1,6 Triliun di Kuartal III 2024
IHSG diprediksi akan menghadapi tantangan jika tekanan jual oleh investor asing berlanjut, terutama pada saham-saham unggulan. Para investor diharapkan tetap berhati-hati dalam menghadapi ketidakpastian pasar.
Disclaimer: Perdagangan Beli Jual Saham adalah instrument investasi yang memiliki risiko kerugian. Semua postingan di laman ini bertujuan utama untuk berbagi informasi seputar market dengan analisa untuk meminimalisirkan risiko. Setiap keputusan transaksi beli jual ada di tangan Anda masing-masing. Kami tidak bertanggung jawab atas keuntungan ataupun kerugian yang ditimbulkan atas transaksi beli jual yang Anda lakukan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Disclaimer: Keputusan untuk melakukan aksi jual atau beli saham sepenuhnya ada di tangan pembaca. Segala risiko kerugian dari setiap keputusan investasi yang diambil menjadi tanggung jawab pembaca.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: