PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) melaporkan penurunan laba bersih pada Kuartal III 2024 meski pendapatan usaha mengalami kenaikan signifikan. Pada periode tersebut, Jasa Marga berhasil mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp13,86 triliun, meningkat 25,93% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, didorong oleh pendapatan tol yang mencapai Rp12,74 triliun dan pendapatan usaha lain sebesar Rp1,11 triliun.Meski pendapatan meningkat, laba bersih perseroan tercatat mengalami penurunan 44,76% menjadi Rp3,30 triliun dari Rp5,97 triliun.
Menurut Corporate Secretary & Chief Administration Officer Jasa Marga, Nixon Sitorus, penurunan ini disebabkan oleh perbedaan kontribusi laba non-cash yang pada Kuartal III 2023 mencapai Rp4,11 triliun, terkait akuisisi PT Lintas Marga Jawa. Sementara pada tahun ini, kontribusi laba non-cash dari kebijakan PMK 72 hanya sebesar Rp702,38 miliar.
“Jika tidak memperhitungkan laba non-cash tersebut, laba inti (core profit) Jasa Marga sebenarnya tumbuh 39,52% dari Rp2,60 triliun pada Kuartal III 2023 menjadi Rp3,63 triliun pada 2024,” jelasnya, Jakarta, Kamis (31/10/2024).
Baca Juga: Jasa Marga Kurangi Kepemilikan di Tol Trans Jawa, Salim Group Dapat Karpet Merah
Kinerja finansial Jasa Marga juga tercermin dalam pencapaian EBITDA sebesar Rp9,29 triliun, tumbuh 35,98% dari tahun lalu dengan margin EBITDA mencapai 67,04%, lebih tinggi dari tahun lalu. Nixon mengungkapkan bahwa pertumbuhan ini terjadi di tengah pengoperasian beberapa ruas tol baru dan meningkatnya volume transaksi harian di tol Jasa Marga Group, yang mencapai 3,55 juta kendaraan per hari atau naik 1,2% dari periode yang sama tahun lalu.
Di lini pengembangan infrastruktur, Jasa Marga telah memperluas operasi dengan mengelola 1.286 km jalan tol di seluruh Indonesia, setara dengan 45% dari total panjang jalan tol nasional. Pada September 2024, Presiden Joko Widodo meresmikan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulon Progo Segmen Kartasura-Klaten sepanjang 22,3 km, di bawah naungan PT Jasamarga Jogja Solo, anak usaha Jasa Marga Group. Perseroan juga melakukan pendanaan berbasis ekuitas untuk PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) sebagai langkah penguatan modal, memastikan kesehatan finansial perseroan di tengah ekspansi jalan tol baru.
Baca Juga: Setelah KM379A, KDTN dan Jasa Marga Bakal Kembangkan Xpress Hotel
Selain itu, pengembangan Travoy Hub tahap 2 dan 3 di Stasiun LRT Taman Mini, melalui anak usaha PT Jasamarga Related Business (JMRB), menunjukkan progres 73,2%. Konsep Travoy Hub mengintegrasikan transportasi umum dengan pusat bisnis dan akan menciptakan peluang lapangan kerja baru serta mendukung UMKM.
Jasa Marga berkomitmen untuk mengoptimalkan proyek jalan tol dan pengembangan usaha berbasis ekuitas demi menciptakan pertumbuhan bisnis berkelanjutan. Nixon menambahkan bahwa perseroan akan terus mengejar target konstruksi jalan tol baru dalam lima tahun ke depan, termasuk proyek Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi, Yogyakarta-Bawen, dan Jakarta-Cikampek II Selatan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: