- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Efek Ketegangan Geopolitik: Emas dan Batu Bara Melemah, CPO Justru Menguat
Laporan D’Origin Financial And Business Advisory mencatatkan adanya perubahan dalam sejumlah pergerakan harga komoditas dunia seperti minyak mentah, emas, minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dan batu bara.
Harga komoditas-komoditas tersebut masih terkenda dampak ketidakpastian kondisi geopolitik sejumlah wilayah seperti Amerika Serikat (AS), Timur Tengah hingga India.
Baca Juga: Permintaan India dan Tiongkok Terhadap CPO Tinggi, Harga CPO November Turut Terkatrol
Minyak mentah misalnya tercatat mengalami kenaikan kecil setelah laporan mengenai Iran yang bersiap melakukan serangan balasan terhadap Israel dari wilayah Irak. Ketegangan geopolitik ini mendorong harga minyak Brent naik 29 sen, atau 0,4%, menjadi $73,10 per barel. Sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) AS naik 23 sen, atau 0,33%, menjadi $69,49.
Meskipun terjadi kenaikan harga, kedua jenis minyak ini masih mencatatkan penurunan lebih dari 3% untuk minggu ini, setelah mengalami kenaikan 4% pada pekan sebelumnya.
Sementara harga emas spot menurun 0,2% ke $2.736,28 per ounce, setelah mencapai puncak $2.790,15 pada hari Kamis, di mana beberapa pedagang memutuskan untuk mengambil keuntungan.
Pelemahan harga emas ini terutama disebabkan oleh penguatan dolar AS dan imbal hasil obligasi Treasury yang lebih tinggi. Meski begitu, data pertumbuhan pekerjaan AS yang lebih lemah membuka peluang spekulasi mengenai potensi pemotongan suku bunga oleh The Fed. Hal ini dipercaya akan membantu menahan penurunan harga emas lebih lanjut.
Harga batu bara juga terus melemah dipicu oleh laporan dari India dan turunnya harga gas. Harga batu bara Newcastle untuk pengiriman November 2024 turun $0,1 menjadi $144,05 per ton. Sementara untuk pengiriman Desember 2024 melemah $0,55 menjadi $144,95 per ton, dan Januari 2025 anjlok $1,75 menjadi $145,7 per ton.
Namun berbeda dengan komoditas-komoditas sebelumnya, minyak sawit justru menunjukkan peningkatan harga lebih dari 3% atau mencapai level tertinggi dalam dua setengah tahun terakhir.
Kenaikan ini didorong oleh penguatan harga minyak kedelai dan minyak mentah, serta estimasi ekspor domestik yang positif. Kontrak minyak sawit untuk pengiriman Januari di Bursa Malaysia Derivatives Exchange melonjak 169 ringgit, atau 3,6%, menjadi 4.865 ringgit per metrik ton. Ini merupakan harga penutupan tertinggi sejak 30 Juni 2022.
Baca Juga: Harga Batu Bara Anjlok, Ini yang Dilakukan PTBA Guna Pertahankan Kinerja
Pergerakan harga komoditas ini menggambarkan bagaimana ketegangan geopolitik, data ekonomi, dan tren ekspor-impor dapat memengaruhi pasar global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar