Bursa Asia berakhir dengan mengalami pelemahan pada penutupan perdagangan di Jumat (29/11). Hal ini tidak terlepas dari sejumlah data perekonomian terbaru dari wilayah masing-masing indeks yang tak sesuai dengan ekspektasi dari pasar.
Dilansir Senin (2/12), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks yang berada dalam Bursa Asia. Tercatat, rerata mengalami penurunan yang cukup signifikan:
- Kospi: Turun 1,95% ke 2.455,91
- Kosdaq: Merosot 2,33% ke 678,19.
- Nikkei 225: Turun 0,37% ke 38.208,03.
- Topix: Melemah 0,24% ke 2.680,71.
- Hang Seng (Hong Kong): Naik 0,29% ke 19.423,61.
- CSI 300 (China Daratan): Menguat 0,93% ke 3.326,46.
- S&P/ASX 200: Melemah tipis 0,1% ke 8.436,2.
Pasar menyoroti sejumlah data perekonomian yang baru-baru ini dirilis, misalnya di Korea Selatan. Penurunan produksi industri pada Oktober yang turun 0,3% memberikan sinyal perlambatan ekonomi jangka pendek. Sentimen tersebut berdampak signifikan pada indeks dari Kospi dan Kosdaq.
Adapun kenaikan inflasi Tokyo untuk November menjadi 2,6% atau lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Inflasi inti juga naik menjadi 2,2% atau sedikit melebihi ekspektasi pasar. Hal ini memicu kekhawatiran terhadap kebijakan moneter Bank of Japan.
Adapun China dapat menahan pergerakannya agar berada dalam zona hijau karena adanya sentimen terkait stabilisasi harga properti. Kebijakan tersebut diperkirakan akan menjadi katalis positif bagi pasar dalam beberapa tahun mendatang khususnya di China.
Baca Juga: Perluas Inklusi Keuangan di Asia Tenggara, BRI Luncurkan BRImo di Timor Leste
Secara keseluruhan, bursa saham Asia menghadapi tekanan akibat data ekonomi yang mengecewakan. Namun, perkembangan data ekonomi dan kebijakan moneter akan datang bisa menjadi penentu arah pasar dalam beberapa waktu mendatang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: