Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Wamentan Dorong Optimalisasi Komoditas Pangan Lokal untuk Ekspor, Jangan Hanya Sawit

        Wamentan Dorong Optimalisasi Komoditas Pangan Lokal untuk Ekspor, Jangan Hanya Sawit Kredit Foto: Uswah Hasanah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, yang kerap disapa Mas Dar, mengungkapkan bahwa saat ini ada sepuluh komoditas perkebunan prioritas oleh Presiden Prabowo Subianto. Adapun komoditas prioritas itu di antaranya kakao, kelapa, sawit, karet, kopi, teh dan cengkeh.

        Menurut dia, perlu ada peningkatan produktivitas per hektare serta pengembangan hilirisasi dari berbagai komoditas tersebut. Harapannya untuk meningkatkan kesejahteraan petani serta daya saing produk Indonesia di kancah pasar internasional.

        Baca Juga: Perkuat Kolaborasi, Wilmar Siap Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional

        “Jadi, intinya bukan hanya keberadaan pangan dalam arti pangannya memang betul itu prioritas. Beras, jagung, dan seterusnya itu menjadi prioritas utama. Tapi juga kita ingin meningkatkan kualitas dan juga kuantitas ekspor perkebunan kita,” kata Mas Dar dalam keterangan yang dikutip Warta Ekonomi, Senin (2/12/2024).

        Meskipun ekspor Indonesia masih didominasi oleh sawit, namun dirinya mengingatkan bahwa Indonesia masih memiliki banyak potensi besar pada komoditas perkebunan lainnya, misalnya kelapa.

        “Sekarang kan jagoannya kelapa sawit. Tapi, sebetulnya kita punya potensi kelapa, itu potensinya besar. Hanya memang harus betul-betul menjadi perhatian khusus, dan itu ada 10 komoditas,” jelas dia.

        Maka dari itu, pihaknya saat ini fokus dalam memaksimalkan potensi komoditas yang besar dan unggul, serta memperbesar kontribusi masing-masing dari komoditas tersebut terhadap nilai ekspor Indonesia.

        Beberapa komoditas Indonesia saat ini diakui masih menghadapi tantangan terkait produktivitas yang rendah, salah satunya kopi. Pasalnya, apabila dibandingkan dengan Vietnam, Indonesia dalam konteks kopi masih jauh tertinggal.

        Kendati demikian, Mas Dar merasa optimis dan yakin bahwa kemungkinan untuk meningkatkan produktivitas akan terbuka lebar. Dengan catatan, ada penyuluhan yang tepat dan efektif.

        Lebih lanjut, saat ini Kementerian Pertanian (Kementan) sedang melakukan pendataan terhadap petani maupun pekebun dan luas lahan yang mereka punya atau kelola di seluruh Indonesia. Tujuannya agar semua petani terdata dengan jelas termasuk lokasi lahan sehingga menjadi traceable sehingga produk-produk perkebunan Indonesia bisa diakui, dibeli, dan diekspor ke pasar internasional khususnya Eropa.

        “Kita ingin lagi mendata geotagging-nya luasnya berapa ke dalam sistem yang disebut ESTDB, atau Elektronik Surat Tanda Daftar Budidaya (e-STDB). Jadi traceable untuk kita bisa comply produknya itu diakui, bisa dibeli, bisa diekspor ke pasaran Eropa. Ya, EUDR (European Deforestation Regulation) itu salah satu tujuannya,” jelas Mas Dar.

        Selanjutnya, tujuan lain dari adanya pendataan yakni memudahkan pemerintah untuk mengetahui lokasi pekebun serta kebunnya. Sehingga, nantinya penyuluhan maupun pelatihan yang diberikan bisa lebih tepat sasaran.

        “Ini penting, karena jika rakyat kita tidak diberi tahu, mereka tidak akan tahu. Jadi, kita harus memberi informasi dan pengetahuan kepada mereka. Ini sangat penting,” ujar dia.

        Baca Juga: CPOPC Dorong Anak Muda Jadi Duta Sawit Lewat YEAs

        Terakhir, Mas Dar menegaskan bahwa Presiden Prabowo memberikan perhatian besar terhadap swasembada pangan, termasuk hilirisasi semua produk yang terkait dengan ketahanan pangan dan ketahanan energi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: