Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menterinya Prabowo Kuatkan Sinergi Guna Wujudkan Swasembada Pangan: Waktu Tepat untuk Membela Petani

Menterinya Prabowo Kuatkan Sinergi Guna Wujudkan Swasembada Pangan: Waktu Tepat untuk Membela Petani Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman yang akrab disapa Amran, menegaskan pentingnya untuk menjaga stabilitas harga gabah selama musim panen. Hal tersebut bertujuan untuk memastikan serapan pasokan pangan bisa berjalan semaksimal mungkin demi mewujudkan mimpi swasembada pangan dalam tempo yang singkat.

Senada, dalam Rapat Koordinasi Bidang Pangan bersama Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), juga menitipkan pesan agar serapan gabah diperhatikan oleh banyak pihak. Pasalnya, jika serapan gabah bermasalah, maka swasembada pangan juga bermasalah.

Baca Juga: Presiden Prabowo Terima Menhan Jepang Gen Nakatani di Istana Merdeka

Selain itu, Amran pun memastikan jika pihaknya bisa menjaga stabilitas harga gabah dan memastikan serapan hasil panen petani berjalan secara maksimal. Ditambah, panen raya diprediksi akan berlangsung pada bulan Februari dan Maret bertepatan dengan momentum Ramadan dan Lebaran.

Salah satu kunci swasembada pangan, imbuhnya, adalah memastikan serapan gabah sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP) yang baru.

Sebagai informasi, Presiden Prabowo Subianto secara resmi memutuskan menaikkan HPP untuk padi menjadi Rp6.500 per kilogram (kg) dari yang sebelumnya hanya Rp6.000. Kemudian HPP jagung dari yang semula Rp5.000 naik menjadi Rp5.500 per kg.

“Yang kedua, saya titip irigasi tersier, sekunder, dan primer segera dinormalisasi,” ujar Amran, dikutip dari keterangan resminya, Selasa (7/1/2025).

Sementara itu, terkhusus Pulau Jawa, Amran menargetkan percepatan normalisasi irigasi lantaran wilayah ini tergolong sebagai lumbung pangan nasional dengan potensi produksi yang besar.

“Kalau serapan Bulog dan perbaikan irigasi bermasalah, maka kebijakan luar biasa dari Bapak Presiden seperti penambahan pupuk dua kali lipat, kenaikan harga gabah, mekanisasi, dan benih unggul akan sia-sia. Anggaran Rp159 triliun yang dialokasikan juga bisa tidak maksimal,” jelasnya.

Pihaknya pun mengusulkan adanya rapat harian untuk selalu memantau perkembangan pekerjaan, harga di lapangan, hingga situasi irigasi.

“Pupuk, mekanisasi, dan penyuluh yang sebelumnya bermasalah sudah diselesaikan oleh Bapak Presiden. Sekarang, bola ada di tangan kita. Mau tidak kita bekerja untuk mewujudkan swasembada pangan?” tegasnya.

Lebih lanjut, menanggapi Amran, Zulhas selaku Menko Bidang Pangan menegaskan bahwa saat ini merupakan momentum yang tepat untuk bekerja lebih keras, khususnya dalam meningkatkan produksi sekaligus memberdayakan kesejahteraan petani itu sendiri.

Dia mengklaim jika Presiden Prabowo Subianto membawa visi besar yakni swasembada pangan. Jika dimanfaatkan dengan betul, maka Indonesia akan unggul di sektor pertanian.

 “Presiden Prabowo Subianto membawa visi besar swasembada pangan. Ini adalah waktu yang tepat untuk membela petani karena perhatian besar diberikan ke sektor pangan. Jika ini dimanfaatkan, kita akan bisa unggul di sektor pertanian,” kata Zulhas.

Dia menilai jika selama ini sektor pertanian merupakan kunci kemajuan bangsa, khususnya di tengah ancaman krisis multidimensi global.

Baca Juga: Tingkatkan Produksi, Himbara Siapkan Dana KUR Rp300 Triliun untuk Pertanian

“Tidak ada negara yang maju tanpa swasembada pangan. Kita harus mengejar ketertinggalan dari Thailand, Vietnam, dan Tiongkok. Ini saatnya Indonesia unggul,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: