Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Prabowo Pasang Target Ambisius Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Mungkinkah?

        Prabowo Pasang Target Ambisius Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Mungkinkah? Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Usai resmi dilantik, Presiden Prabowo Subianto langsung menetapkan target ambisius, pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen dalam lima tahun ke depan. Meski terlihat sulit, keberhasilan target ini dinilai bergantung pada sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, khususnya pasca-Pilkada serentak 2024.

        Pengamat Ekonomi dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Fary Hadiyanto, menyebutkan bahwa pergantian kepala daerah dapat memengaruhi kecepatan pencapaian target ini.

        "Jika petahana menang, mereka bisa langsung bekerja. Namun jika kepala daerah baru, akan butuh waktu konsolidasi," ujarnya dalam Diskusi Panel yang diinisiasi Forum Jurnalis Jawa Barat di Bandung, Jumat (6/12/2024).

        Fary juga menyoroti bahwa target 8 persen ini sangat berat, mengingat rata-rata pertumbuhan ekonomi selama 10 tahun pemerintahan Jokowi hanya mencapai 5 persen. Faktor global seperti konflik Timur Tengah dan perang Ukraina-Rusia, serta kebijakan ekonomi proteksionis Amerika Serikat di bawah Presiden Trump, dinilai menambah tantangan bagi ekonomi Indonesia.

        Baca Juga: Dukung Program Makan Bergizi Gratis, PGN dan BGN Kolab Sediakan Pasokan Gas Bumi

        Sedangkan di level daerah, Jawa Barat dihadapkan pada persoalan berat. Menurut Fary, pertumbuhan ekonomi provinsi ini selama dua tahun terakhir selalu berada di bawah rata-rata nasional. Faktor-faktor seperti penutupan pabrik tekstil dan kurangnya pengembangan energi hijau menjadi tantangan utama.

        Kondisi ini diperparah dengan rencana pemerintah menaikkan PPN menjadi 12 persen dan UMR sebesar 6,5 persen, yang menuai kekhawatiran dari kalangan pengusaha. Anggota Komisi II DPRD Jawa Barat, Sri Dewi, menegaskan perlunya dialog antara pemerintah dan pelaku usaha agar industri tetap bertahan di provinsi ini.

        "Kami juga berharap gubernur terpilih nanti melanjutkan kebijakan baik yang sudah ada, terutama di kawasan strategis seperti Rebana, Kertajati, dan Patimban," ujarnya.

        Salah satu solusi yang diusulkan adalah memanfaatkan energi hijau. Kurniawan Imam Ghozali, GM Pemasaran dan Pengembangan Bisnis PT SEI, menyebutkan bahwa perusahaan telah mengimplementasikan teknologi energi hijau seperti solar rooftop dan kendaraan listrik untuk mengurangi biaya operasional industri.

        Baca Juga: Bank Mandiri Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Dorong Pertumbuhan Ekonomi Kerakyatan yang Berkelanjutan

        "Penggunaan Solar PV Rooftop dapat mengurangi biaya listrik hingga 40 persen, terutama bagi industri tekstil yang sedang tertekan," katanya.

        Meski tantangan besar menghadang, kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat diharapkan dapat menjadi kunci keberhasilan mewujudkan target ambisius ini. 

        "Bagi Jawa Barat, langkah konkret dalam memperbaiki iklim investasi dan memanfaatkan infrastruktur yang ada menjadi solusi prioritas," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: