Bursa Saham Asia mencatat pergerakan beragam pada penutupan perdagangan di Selasa (17/12). Investor global tengah menantikan keputusan kebijakan suku bunga Federal Reserve AS (The Fed) di 18 Desember 2024.
Dilansir Rabu (18/12), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks yang tergolong dalam Bursa Saham Asia. Mayoritas indeks mengalami koreksi akibat sikap investor yang tengah berhati-hati melihat ketidakpastian ekonomi:
- S&P/ASX 200 (Australia): Menguat signifikan 0,78% ke 8.314
- Nikkei 225 (Jepang) Turun 0,24% ke 39.364,68
- Topix (Jepang): Terkoreksi 0,37% ke 2.728,2
- Kospi (Korea Selatan): Merosot tajam 1,29% ke 2.456,81
- Kosdaq (Korea Selatan): Turun 0,58% ke 694,47
- CSI 300 (China): Menguat tipis 0,26% ke 3.922,03
- Hang Seng (Hong Kong): Turun 0,48% ke 19.700,48
Tekanan dinamika global menjadi pemicu utama pelemahan pasar dari Asia. China misalnya belum bisa meyakinkan investor dengan rencana pemerintahannya yang akan meningkatkan defisit anggaran menjadi 4% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) di 2025. Mereka tidak yakin hal tersebut bisa menjaga pertumbuhan ekonomi di level 5%.
Ekonom Senior Natixis, Gary Ng menyatakan bahwa kekhawatiran tersebut muncul akibat mekanisme bantuan pemerintah yang menurut investor kurang tepat untuk mengembangkan ekonomi dari China.
“Peningkatan defisit ini kemungkinan lebih difokuskan pada penukaran utang daripada injeksi langsung ke ekonomi. Dampaknya terhadap pertumbuhan bisa jadi lebih rendah dari yang terlihat di permukaan," ungkapnya.
Baca Juga: CPA Australia Bertekad Membuat Profesi Akuntansi Bersinar Kembali
Investor juga menantikan kebijakan moneter dari Federal Reserve (The Fed). Pasar optimistis bank sentral tersebut akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Keputusan ini akan menjadi momen krusial yang menentukan arah pasar ke depan di dunia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: