Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah ke level 7.066 (-0,43%) pada perdagangan Selasa (24/12) dan berpotensi menguji level support di 7.000 pada perdagangan Jumat (27/12). Secara teknikal, terbentuk upper shadowpanjang dan pola negative slope pada indikator MACD, yang mengindikasikan tekanan jual masih mendominasi. Level pivot IHSG berada di 7.100, dengan resistance di 7.150.
Tim riset Phintraci Sekuritas menilai bahwa pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh sikap hati-hati pelaku pasar menjelang libur pergantian tahun. “Hari perdagangan yang lebih singkat, ditambah potensi tekanan dari pasar global, membuat investor cenderung mengambil posisi defensif,” ujar seorang analis dari pasar modal domestik.
Di pasar global, indeks Wall Street ditutup flat pada Kamis (26/12) setelah mencatatkan penguatan pada perdagangan Selasa (24/12). Data ketenagakerjaan AS menunjukkan stabilitas dengan Initial Jobless Claims berada di 219.000, sedikit turun dari pekan sebelumnya. Namun, Continuing Jobless Claims naik menjadi 1,91 juta, mengindikasikan sedikit tekanan pada pasar tenaga kerja.
Di sisi lain, pasar komoditas menunjukkan pelemahan harga minyak. Brent turun 0,45% ke $73,25 per barel, sementara WTI melemah 0,65% ke $69,62 per barel, didorong penguatan dolar AS. Sentimen global ini, ditambah dengan stimulus China berupa penerbitan obligasi khusus senilai 3 triliun yuan ($411 miliar) pada 2025, berpotensi memicu capital outflowdari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Meski demikian, Phintraci Sekuritas merekomendasikan beberapa saham yang berpotensi rebound pada perdagangan Jumat (27/12). Saham-saham seperti TINS, ANTM, LSIP, JPFA, dan MAPI dinilai memiliki peluang menguat karena sentimen positif dari fundamental emiten dan tren harga komoditas tertentu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: