Wamen Didit Dorong Produksi Teri Kualitas Ekspor di Pulau Pasaran dengan Pemberdayaan Perempuan
Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan Didit Herdiawan mendorong peningkatan produksi teri berkualitas ekspor dalam kunjungannya di Pulau Pasaran, Bandar Lampung, pada Sabtu (28/12/2024).
Wamen Didit mengatakan upaya tersebut bisa dilakukan dengan memberdayakan perempuan berkolaborasi bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) guna peningkatan kemampuan usaha serta diversifikasi produk berbasis kearifan lokal.
Baca Juga: DKI Tutup 31 Titik untuk Perayaan Malam Tahun Baru, Simak Daftar Ruas Jalan dan Alternatifnya!
"Sangat penting untuk meningkatkan kemampuan ibu-ibu untuk menghasilkan produk bernilai tambah sekalian menambah pemasukan rumah tangga," ujar Wamen Didit, dikutip dari siaran pers Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Selasa (31/12).
Karenanya, dia mengintruksikan agar teri di Pulau Pasaran bisa dikelola dengan baik. Wamen Didit juga mengimbau agar sarana dan prasarana yang telah dibangun KKP di Pulau Pasaran yang telah ditetapkan sebagai Kampung Nelayan Modern (Kalamo), bisa dimanfaatkan guna meningkatkan pendapatan dan nilai tambah.
"Pengelolaan yang baik tentu bisa meninimalisir jika terjadi paceklik dan agar tidak kehilangan pasar," tuturnya.
Senada, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo menjabarkan hasil monitoring dan evaluasi dampak ekonomi kepada 21 anggota koperasi perikanan di Pulau Pasaran. Dengan rata-rata volume produksi pengolahan teri sebesar 2-5 ton perbulan, omset yang diperolehan rata-rata Rp20-50 juta per bulan.
Sementara tenaga kerja yang terserap dalam 1 unit usaha pengolahan sekitar 10-20 orang, yang terbagi atas buruh sortasi dan pembersihan, pengeringan dan pengemasan. Hingga saat ini, pemasaran produk teri didominasi ke wilayah Jakarta dan Lampung.
"Setelah diresmikan sebagai Kalamo, kami terus memantau perkembangan disini, tentu ini menjadi bagian dari kehadiran negara untuk masyarakat pesisir," ujar Budi.
"Kami mendorong koperasi untuk lebih inovatif membuka peluang pasar, baik dalam negeri maupun luar negeri," tutur Budi.
Dalam lawatan di Lampung, Wamen Didit juga menyempatkan diri untuk menyambangan kantor Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP) Lampung. Di salah satu unit pelayanan teknis (UPT) KKP ini, dia memberikan arahan agar seluruh unit KKP meningkatkan pelayanan publik serta bekerja solid antar satuan kerja (satker) guna memberikan solusi cepat kepada masyarakat untuk mempercepat terwujudnya swasembada pangan.
Sebagai informasi, program Kalamo atau Kampung Nelayan Modern merupakan bagian dari program ekonomi biru yang digagas Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono. Program tersebut untuk meningkatkan produktivitas masyarakat nelayan melalui berbagai penyediaan sarana prasana perikanan oleh KKP. Selain di Pasaran, Kalamo juga sudah dibangun di Biak, Papua.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait: