- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Cadangan Emas RI di Bawah Singapura, Erick Thohir: Kita Kejar Jadi 440 Ton!
Kredit Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan bahwa cadangan emas batangan Indonesia diproyeksikan meningkat drastis hingga mencapai 440 ton dalam lima tahun ke depan, atau di akhir masa jabatan Presiden Prabowo Subianto. Peningkatan ini didorong oleh produksi emas nasional yang meningkat serta optimalisasi peran perbankan dalam perdagangan emas melalui hadirnya layanan Bank Emas Pegadaian dan BSI.
"Potensi sumber daya alam kita luar biasa, termasuk emas. Kita mempunyai cadangan nomor enam dunia, sebanyak 2.600 ton. Tetapi tadi saya sama Pak Menko hitung-hitung, kalau reserve emas batangannya, kita masih kalah dengan Singapura. Singapura itu 228 ton," ujar Erick dalam acara peresmian layanan Bank Emas Pegadaian dan BSI di Jakarta, Rabu (26/2/2025).
Saat ini, cadangan emas Indonesia yang tersimpan di berbagai lembaga keuangan baru mencapai 201 ton. Rinciannya, 80 ton berada di bank sentral, 100 ton di Pegadaian, dan 17,5 ton di BSI. Erick menyebut angka ini masih jauh tertinggal dibandingkan negara lain.
Namun, pemerintah optimistis cadangan emas nasional dapat meningkat signifikan. Menurut Erick, upaya Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam mendorong produksi emas nasional telah menunjukkan hasil positif. Produksi emas nasional meningkat dari 110 ton menjadi 160 ton per tahun, membuka peluang besar bagi peningkatan cadangan emas dalam negeri.
"Artinya, kita bisa tingkatkan reserve emas Indonesia dalam lima tahun ke depan. Dari paparan Pegadaian saja, cadangan emas bisa meningkat sampai 219 ton. BSI pun kalau 219 ton Ini sudah hampir 440 ton. Jadi, ini sebuah peningkatan luar biasa dalam lima tahun nanti," tegasnya.
Baca Juga: Presiden Prabowo Resmikan Bank Emas Pertama di Indonesia
Selain meningkatkan produksi dan cadangan emas nasional, Erick juga menyoroti emas masyarakat yang masih tersimpan di luar sistem keuangan formal. Ia menyebut sekitar 1.800 ton emas saat ini tersebar di berbagai tempat, mulai dari di bawah bantal hingga disembunyikan di balik batu bata.
"Kita ingin mengundang mereka (masyarakat) untuk percaya kepada sistem keuangan formal. Memang kita harus mulai meyakinkan, menggedor mereka bahwa ini sistem keuangan yang aman buat mereka," kata Erick.
Baca Juga: Danatara, Bank Emas, dan Keanggotaan BRICS, Jadi Senjata Transformasi Ekonomi di Era Prabowo!
Melalui layanan perbankan berbasis emas seperti tabungan emas, gadai emas, deposito emas, dan perdagangan emas langsung, pemerintah berharap dapat mengalirkan emas masyarakat ke dalam sistem keuangan nasional. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan inklusi keuangan serta pemerataan kesejahteraan rakyat Indonesia.
"Kami semua di kementerian berupaya mewujudkan Asta Cita Bapak Presiden. Pertumbuhan ekonomi 8% ini juga harus diiringi dengan perluasan inklusi keuangan serta mendorong pemerataan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia," tutup Erick
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: