Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pasar Mulai Ragukan Dolar, Kebijakan Ugal-ugalan Trump Jadi Berkah untuk Uni Eropa

        Pasar Mulai Ragukan Dolar, Kebijakan Ugal-ugalan Trump Jadi Berkah untuk Uni Eropa Kredit Foto: Reuters
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bank Sentral Eropa (ECB) menilai bahwa pihaknya diuntungkan dengan kebijakan tak menentu dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Salah satunya melalui hilangnya kepercayaan terhadap Dolar AS.

        Anggota Dewan Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB),  Francois Villeroy de Galhau mengatakan investor kini kurang percaya terhadap fundamental dari Dolar AS. Hal ini menyusul kebijakan proteksionis yang ugal-ugalan dari Trump.

        Baca Juga: China dan Uni Eropa Bahas Penguatan Kerja Sama, Harga Mobil Listrik Jadi Sorotan

        “Konsistensi besar dalam kebijakan mereka selama beberapa dekade adalah komitmen terhadap peran sentral dolar. Saya percaya pemerintahan sekarang masih memegang prinsip itu, tetapi pelaksanaannya sangat tidak konsisten,” kata Villeroy, dilansir dari Reuters, Jumat (11/4).

        Trump menurutnya telah menurunkan kepercayaan terhadap Dolar AS. Salah satunya yang terbaru adalah melalui penundaan kebijakan tarif yang terjadi hanya sehari usai kebijakan tersebut berlaku untuk mitra dagang dari AS.

        “Apa yang terjadi dalam beberapa hari dan minggu terakhir merusak kepercayaan terhadap mata uang AS,” tegas Villeroy.

        Villeroy menambahkan bahwa situasi tersebut bisa menjadi peluang positif bagi penguatan peran internasional euro, yang telah menjadi alat kedaulatan moneter dari Eropa.

        “Syukur kami telah menciptakan euro. Kami kini memiliki otonomi moneter sendiri, bisa mengelola suku bunga dengan cara yang berbeda dari Amerika,” ujarnya.

        Baca Juga: Tak Kena Jeda, Meksiko dan Kanada Tetap Kena Tarif Trump

        Sebelumnya, Trump secara mendadak memutuskan untuk menunda sebagian tarif terhadap sejumlah negara selama 90 hari. Namun ia tetap menaikkan bea masuk atas barang-barang asal China hingga 125%.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: