Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        AdaKami Kucurkan Pinjaman Rp3,94 Triliun, Peminjam Aktif Tembus 955 Ribu

        AdaKami Kucurkan Pinjaman Rp3,94 Triliun, Peminjam Aktif Tembus 955 Ribu Kredit Foto: Cita Auliana
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami), penyelenggara layanan peer-to-peer (P2P) lending, mencatat kinerja positif sepanjang kuartal I/2025 dengan nilai outstanding pinjaman mencapai Rp3,94 triliun. Jumlah ini disalurkan kepada 955.400 peminjam aktif sejak awal tahun hingga Maret 2025.

        Chief of Public Affairs AdaKami, Karissa Sjawaldy, mengatakan bahwa penyaluran pinjaman tersebut mencerminkan pertumbuhan yang signifikan.

        “Kinerja keuangan kuartal 1/2025, kami memperlihatkan bahwa total pinjaman yang disalurkan itu sebesar Rp3,94 triliun dengan jumlah pengguna aktif itu sebesar 955.400 unique borrowers,” ujar Karissa dalam media gathering di Jakarta, Selasa (22/4/2025).

        Baca Juga: OJK Waspada! Lembaga Pembiayaan Bisa Berdarah Karena Tarif Trump

        Karissa menjelaskan, pencapaian tersebut tidak lepas dari penerapan prinsip kehati-hatian dalam pemberian pinjaman, seperti penggunaan sistem electronic Know Your Customer (e-KYC) dan credit scoring. Selain itu, AdaKami juga memanfaatkan teknologi seperti big data dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

        Menurut Karissa, langkah ini merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan AdaKami untuk mendorong inklusi keuangan di Indonesia.

        Baca Juga: OJK Catat Pembiayaan Syariah Tembus Rp28,24 triliun di Februari 2025

        Ia merujuk pada data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan masyarakat Indonesia telah mencapai 75,02%, meskipun tingkat literasi keuangan masih berada pada 65,43%.

        Tak hanya itu, AdaKami juga berhasil mempertahankan tingkat keberhasilan pembayaran yang tinggi, yaitu sebesar 99,82%. Angka tersebut jauh melampaui batas minimum 95% yang ditetapkan oleh OJK.

        “Nah, hal-hal ini bukan hanya mencerminkan kinerja positif, tapi juga komitmen kami untuk terus membangun dan menjaga sistem yang sehat dan dapat dipercaya,” pungkas Karissa.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Cita Auliana
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: