- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Jepang Gelontorkan Dana US$ 500 Juta untuk Bangun PLTP Muara Laboh Unit 2
Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Pemerintah Indonesia kembali mencetak capaian penting dalam percepatan pengembangan energi baru dan terbarukan. Melalui skema kerja sama Asia Zero Emission Community (AZEC), Indonesia memperoleh dukungan pendanaan hampir US$500 juta dari Jepang untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh Unit 2 yang berlokasi di Solok, Sumatera Barat.
Pendanaan tersebut ditandai dengan seremoni penandatanganan financial close antara Sumitomo Corporation, INPEX Corporation, dan Supreme Energy, yang disaksikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
“Baru saja dilakukan pertemuan dengan Yang Mulia Fumio Kishida, Utusan Khusus dari Perdana Menteri Jepang untuk AZEC. Ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan Presiden Prabowo dengan Kishida semalam. Tadi juga telah disaksikan penandatanganan proyek PLTP Muara Laboh antara JBIC dan Supreme Energy,” ujar Airlangga di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (5/5/2025).
Baca Juga: GeoDipa Genjot Proyek PLTP Baru, Target Tambah 110 MW di 2027
Airlangga menjelaskan bahwa proyek PLTP Muara Laboh Unit 2, yang memiliki kapasitas sebesar 88 MW, bernilai hampir US$ 500 juta. Proyek ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah dalam memperkuat bauran energi nasional melalui pemanfaatan energi terbarukan.
PLTP Muara Laboh dikembangkan dalam tiga fase. Unit pertama telah beroperasi sejak 16 Desember 2019 dengan kapasitas 85 MW. Sementara itu, Unit 2 dengan kapasitas 80 MW ditargetkan mulai beroperasi pada 2027, dan Unit 3 dengan kapasitas 60 MW dijadwalkan beroperasi pada 2033.
Baca Juga: Kejar Ketertinggalan, Pemerintah Targetkan Tambahan 1,1 GW PLTP hingga 2029
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menjelaskan bahwa untuk Unit 2, total pembiayaan proyek mencapai US$ 370 juta, dengan kontribusi dari Asian Development Bank (ADB) sebesar US$ 92,6 juta.
“Pembiayaannya sebesar US$ 370 juta, dengan kontribusi ADB sebesar US$ 92,6 juta. Dana ini digunakan untuk pengembangan Unit 2,” ungkap Eniya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri