Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pertumbuhan Tak Tembus 5%, Sri Mulyani Waspadai Ancaman Global

        Pertumbuhan Tak Tembus 5%, Sri Mulyani Waspadai Ancaman Global Kredit Foto: Youtube Kemenkeu
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2025 tercatat sebesar 4,87 persen (yoy), gagal menembus batas psikologis 5 persen di tengah tekanan ketidakpastian global. Meski demikian, pemerintah mengklaim kinerja ekonomi tetap resilien berkat kebijakan fiskal yang proaktif dan optimalisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

        Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa pemerintah terus menjaga keseimbangan antara optimisme dan kewaspadaan. “Perekonomian Indonesia tetap menunjukkan kinerja yang cukup resilien. Komitmen Pemerintah adalah memastikan APBN bekerja optimal dalam melindungi masyarakat dan mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (6/5/2025).

        Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2025 Melambat, BPS Catat 4,87 Persen

        Konsumsi rumah tangga masih menjadi mesin utama pendorong ekonomi, tumbuh 4,89 persen seiring peningkatan mobilitas, momentum libur keagamaan, serta stimulus fiskal seperti tunjangan hari raya (THR), diskon tarif listrik dan tol, PPN Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk properti, dan PPh 21 DTP bagi sektor padat karya. Stabilitas harga pangan juga terjaga lewat intervensi Perum Bulog dan distribusi pupuk bersubsidi.

        Dari sisi produksi, sektor pertanian mencatat lonjakan tertinggi dengan pertumbuhan 10,52 persen, didorong oleh panen raya padi yang menjadikan Indonesia sebagai produsen beras terbesar di kawasan ASEAN. Industri pengolahan, perdagangan, transportasi, dan jasa digital turut mencatatkan kinerja positif.

        Baca Juga: Ekonomi RI Tumbuh 4,87%, Airlangga: Di Atas Malaysia dan Spanyol, Beda Tipis dari China

        Kondisi pasar tenaga kerja juga membaik. Tingkat pengangguran turun dari 4,82 persen menjadi 4,76 persen, sementara penyerapan tenaga kerja meningkat dengan terciptanya 3,59 juta lapangan kerja baru.

        Di tengah kondisi global yang menantang, pemerintah memperkuat strategi ekonomi melalui deregulasi, penguatan kerja sama lintas kementerian, serta diplomasi ekonomi di forum-forum internasional seperti Spring Meeting, G20, dan ASEAN+3 Finance Ministers’ Meeting. Pemerintah juga memperluas pasar ekspor serta menggenjot sektor bernilai tambah melalui hilirisasi industri dan transformasi digital.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: