Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bakal Impor BBM dari Amerika Hingga Timur Tengah, Bahlil Tugaskan Pertamina Bangun Dermaga

        Bakal Impor BBM dari Amerika Hingga Timur Tengah, Bahlil Tugaskan Pertamina Bangun Dermaga Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersiap mengubah arah impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Singapura ke negara lain. Untuk mendukung langkah strategis ini, Pertamina tengah membangun fasilitas dermaga berukuran besar guna mendukung kedatangan kapal-kapal impor berkapasitas besar dari kawasan seperti Timur Tengah dan Amerika Serikat.

        “(Kapan dimulai realokasi impornya) 6 bulan (lagi). Pertamina, lagi membangun dermaga-dermaga yang bisa kapal impor yang besar karena kalau dari Singapura kan kapalnya kan yang kecil-kecil, itu juga salah satu alasan. Jadi kita membangun yang besar supaya satu kali angkut gak ada masalah,” kata Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Kementerian ESDM, Jakarta,  Jumat (9/5/2025).

        Baca Juga: Alihkan Impor BBM dari Singapura, Bahlil: Bukan Soal Harga

        Menurut Bahlil, pengalihan impor BBM ini bukan semata karena harga, tetapi juga mempertimbangkan faktor geopolitik dan geoekonomi. Ia mengungkapkan bahwa sekitar 54–59 persen impor BBM Indonesia saat ini masih berasal dari Singapura, dengan harga yang ternyata tidak lebih murah dari BBM asal Timur Tengah.

        “Jadi, sejak saya masuk jadi menteri ESDM, melakukan evaluasi terhadap produk-produk impor kita dan salah satu yang kita evaluasi itu adalah produk impor BBM. Impor BBM kita 54-59 persen itu berasal dari negara tetangga kita. Setelah saya cek kok harganya sama dibandingkan dengan dari negara Middle East,” ujar Bahlil.

        Baca Juga: Bahlil Pastikan Pengalihan Impor BBM Tak Ganggu Kontrak Dagang, Pembelian Lewat Mekanisme Spot

        Ia pun menegaskan bahwa rencana pengalihan ini hampir pasti akan terlaksana. “Sudah hampir pasti, kita akan mengambil minyak dari negara lain yang bukan dari negara itu,” lanjutnya.

        Bahlil menambahkan, pengalihan impor akan dilakukan secara bertahap, dengan proyeksi awal sebesar 50–60 persen. “Dan mungkin suatu saat akan nol, kenapa tidak?” ucapnya optimistis.

        Meski terjadi pergeseran sumber impor, Bahlil menekankan bahwa tidak akan ada pelanggaran kontrak karena skema impor BBM Indonesia selama ini berbasis spot market. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: