Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Alihkan Impor BBM dari Singapura, Bahlil: Bukan Soal Harga

Alihkan Impor BBM dari Singapura, Bahlil: Bukan Soal Harga Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, buka suara soal rencana pengalihan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Singapura ke negara lain. Menurutnya, keputusan tersebut tidak hanya dipicu faktor harga, tetapi juga pertimbangan geopolitik dan geoekonomi.

”Harusnya lebih murah dong (BBM dari Singapura). Masa barang dekat dia bikin lebih mahal, tidak hanya itu, ini ada persoalan geopolitik, geoekonomi dan kita kan harus juga membuat keseimbangan bagi yang lain,” ucapnya saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (09/05/2025).

Menurut Bahlil harga BBM dari Singapura sejajar dengan harga dari negara-negara di Timur Tengah (Middle East). Karena itu, pemerintah menilai sudah saatnya mencari alternatif negara pemasok yang lebih efisien dan strategis.

Baca Juga: Impor Energi dari AS Masih Tahap Negosiasi, Bahlil: Belum Ada Nilai Final

”Bukan kata mungkin lagi nih, sudah hampir pasti, kita akan mengambil minyak dari negara lain yang bukan dari negara itu,” tambahnya. 

Sebagai bentuk keseriusan, Bahlil menyebut Pertamina saat ini tengah membangun fasilitas dermaga berskala besar untuk mendukung pengalihan impor tersebut. Dermaga baru ini akan mampu menerima kapal berukuran besar yang dibutuhkan untuk pengiriman BBM dari negara-negara jauh.

”(Impor mulai kapan?) enam bulan (lagi) sekarang Pertamina lagi membangun dermaga-dermaga yang bisa kapal impor besar (masuk), karena kalau dari Singapura kan kapalnya kan yang kecil-kecil, itu juga salah satu alasan. Jadi kita membangun yang besar supaya satu kali angkut gak ada masalah maka pelabuhan yang diperbesar dan kedalamannya harus dijaga,” tutupnya. 

Baca Juga: Airlangga Ungkap Progres Negosiasi Impor LNG AS: Baru Pembicaraan Awal

Saat ditanya mengenai asal negara alternatif pemasok BBM, Bahlil menyebutkan Timur Tengah dan Amerika Serikat sebagai dua kandidat utama. Ia juga menyatakan bahwa pengalihan ini akan dilakukan secara bertahap.

”(Jumlah Impor pengalihan impor?) Bertahap ya. Tahap sekarang mungkin bisa sampai 50-60 persen dan mungkin suatu saat akan nol, kenapa tidak?,” tutupnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: