Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ikut Konferensi Buruh, Apindo Dorong Regulasi Adaptif Demi Kesejahteraan Pekerja Digital

        Ikut Konferensi Buruh, Apindo Dorong Regulasi Adaptif Demi Kesejahteraan Pekerja Digital Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menegaskan pentingnya kebijakan global yang adaptif dan mendukung ekosistem ekonomi digital dalam Konferensi Ketenagakerjaan Internasional (International Labour Conference/ILC) ke-113 di Palais des Nations, Jenewa, Swiss.

        APINDO hadir sebagai bagian dari delegasi tripartit nasional bersama pemerintah dan serikat pekerja. Pihaknya ikut serta mendukung  pembahasan perdana terkait topik strategis, yaitu “Pekerjaan Layak di Ekonomi Berbasis Platform.”

        Baca Juga: Matahari Dikabarkan Bakal Tutup 8 Outlet, APINDO: Sinyal Serius Tekanan Sektor Ritel

        Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo dan Delegasi Kelompok Pengusaha Indonesia, Bob Azam, mengatakan bahwa pihaknya mendukung sejumlah prinsip dasar yang menjadi fondasi penyusunan instrumen kerja global dalam ekosistem pekerjaan digital.

        Hal tersebut meliputi pengakuan terhadap keberagaman status tenaga kerja, penyesuaian standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3), .akses terhadap jaminan sosial yang inklusif dan kontekstual hingga kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekosistem platform, termasuk menghindari pengawasan algoritma yang terlalu ketat dan membatasi inovasi.

        “Prinsip decent work di platform harus dirancang hati-hati agar tidak menghambat fleksibilitas dan inovasi—dua elemen kunci penciptaan lapangan kerja di era digital,” kata Bob Azam, dilansir Senin (30/6).

        Adapun ketiga pihak—pemerintah, pengusaha, dan pekerja—sepakat bahwa perlindungan menyeluruh dibutuhkan bagi pekerja maupun keberlanjutan ekosistem platform, termasuk pelaku dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

        Bob menambahkan bahwa tantangan ekonomi global saat ini—mulai dari ketidakpastian perdagangan, tekanan nilai tukar, hingga tingginya biaya produksi—masih membayangi dunia usaha, khususnya sektor padat karya yang terpaksa melakukan efisiensi tenaga kerja.

        Pemerintah Indonesia sendiri saat ini. menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 8% dan penciptaan 19 juta lapangan kerja. Apindo menyebut untuk mewujudkan hal itu,  ekonomi digital menjadi potensi kunci.

        Baca Juga: Kesiapan Tenaga Kerja RI Terdampak Transformasi Digital Industri 4.0, Ini Langkah Kemenperin

        “Dunia usaha berharap konferensi ini menghasilkan kebijakan yang memberikan perlindungan kepada tenaga kerja, namun tidak memaksakan model kerja konvensional pada ekonomi digital yang bersifat dinamis dan disruptif,” pungkas Bob Azam.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: