Kesiapan Tenaga Kerja RI Terdampak Transformasi Digital Industri 4.0, Ini Langkah Kemenperin
Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melakukan langkah nyata dalam mengatasi perkembangan teknologi yang secara fundamental mengubah cara industri bekerja.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan transformasi digital industri 4.0 saat ini tidak hanya berdampak pada struktur industri dalam negeri, tetapi juga kompetensi dan kesiapan tenaga kerja nasional.
Baca Juga: Pemerintah Perkuat Daya Saing Industri Nasional Berbasis Energi Bersih
Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan Sumber Daya Manusia Industri, turut memacu Kemenperin untuk menyelenggarakan program pengembangan sumber daya manusia (SDM) industri di Indonesia melalui unit kerjanya, yaitu Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) yang bertugas melaksanakan pengembangan SDM industri yang kompeten dan berdaya saing global.
“Kami senantiasa bertekad untuk terus mendukung langkah pemerintah dalam peningkatan kualitas daya saing SDM industri di Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan disrupsi digital,” ujar Kepala BPSDMI Masrokhan, dikutip dari siaran pers Kemenperin, Minggu (29/6).
Guna menghasilkan SDM industri yang siap kerja, BPSDMI Kemenperin telah memiliki program pendidikan dan pelatihan vokasi industri berbasis kompetensi. Selain itu terdapat program pemagangan industri serta pemberian sertifikasi kompetensi yang dijalankan secara bersinergi dengan berbagai mitra, baik dari dalam maupun luar negeri.
Sebagai bukti nyata salah satu sinergi yang telah dilakukan, yakni Kemenperin menjalin kolaborasi dengan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) dalam pengembangan SDM industri terutama persiapan menjadi calon pekerja migran Indonesia di sektor industri manufaktur internasional.
Pada pekan lalu, Menteri P2MI Abdul Kadir Karding melakukan kunjungan kerja ke Pontianak, Kalimantan Barat, dengan salah satu tujuan kunjungannya adalah unit pendidikan vokasi industri di bawah naungan BPSDMI Kemenperin, yaitu SMK-SMTI Pontianak. Abdul meninjau langsung kesiapan kurikulum dan potensi siswa dalam menghadapi peluang kerja di luar negeri, khususnya di Jepang.
“Kurikulum di SMTI Pontianak ini sudah setara dengan yang diterapkan di Jepang. Artinya, ada potensi besar bagi siswa-siswi di sini untuk bekerja ke luar negeri, terutama Jepang,” ungkapnya. Ia juga menilai para siswa SMTI Pontianak sudah memiliki kompetensi, terutama di bidang teknologi mesin yang sangat dibutuhkan pasar kerja global.
Berdasarkan data KP2MI, bonus demografi di Indonesia terjadi di mana setiap tahun angkatan kerja bertambah sekitar 4 juta orang, sementara hingga Mei 2025 terdapat 1,7 juta job order dari luar negeri yang belum terisi. “Saat ini kami dari Kementerian baru bisa memenuhi sekitar 297 ribu permintaan kerja dari luar negeri. Artinya, ada lebih dari 1,4 juta lowongan kerja yang belum termanfaatkan,” tambah Abdul.
SMK-SMTI Pontianak sebagai bagian dari 22 unit pendidikan vokasi Kemenperin, yang beberapa waktu lalu berhasil ikut serta dalam ajang WorldSkills Competition 2024 di Lyon, Perancis dengan dukungan PT Festo Indonesia. Kedua siswa SMK-SMTI Pontianak yang dikirimkan, menjadi perwakilan Indonesia dan sukses meraih peringkat ke-13 dunia, mengalahkan Inggris, Korea Selatan, serta Jepang.
Pada kunjungan kerja Menteri P2MI di SMK-SMTI Pontianak, turut hadir Gubernur Kalimantan Barat serta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Barat, yang menyatakan bahwa akan bersedia memfasilitasi pelatihan penguasaan bahasa asing kepada para siswa yang berminat untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Advertisement