Agrinas Palma Nusantara, Perusahaan Konstruksi Era Soekarno hingga jadi Perusahaan Energi Hijau di Era Prabowo
Kredit Foto: Istimewa
Indonesia menunjukkan komitmennya dalam membangun ketahanan energi dan pangan nasional melalui kehadiran PT Agrinas Palma Nusantara (Persero). Perusahaan ini merupakan hasil transformasi dari BUMN konstruksi legendaris, PT Indra Karya (Persero), yang kini berganti arah menjadi pemain strategis di sektor energi hijau dan agribisnis.
Cikal bakal PT Agrinas Palma Nusantara berawal dari PN Indra Karya, yang berdiri pada 29 Maret 1961 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 57 Tahun 1961. Didirikan di era Presiden Soekarno, perusahaan ini awalnya bergerak di bidang pemborongan konstruksi.
Seiring waktu, Indra Karya bertransformasi menjadi penyedia jasa konsultasi teknik dan rekayasa, dengan spesialisasi di bidang tenaga listrik dan sumber daya air, termasuk pembangunan bendungan dan manajemen teknis.
Namun, arah perusahaan berubah secara drastis pada awal 2025, tepatnya 21 Februari 2025. Melalui PP Nomor 3 Tahun 2025 yang diteken Presiden Prabowo Subianto, PT Indra Karya resmi berubah nama dan fokus menjadi PT Agrinas Palma Nusantara (Persero). Transformasi ini menandai lompatan strategis, dari jasa konstruksi ke pengelolaan energi hijau berbasis kelapa sawit dan pertanian berkelanjutan.
Dalam tugas barunya, Agrinas diberi amanah besar, yaitu mengelola lahan perkebunan sawit seluas 221 ribu hektare, hasil sitaan negara dari kasus korupsi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang melibatkan PT Duta Palma Group. Lahan ini tersebar di berbagai daerah strategis, seperti Riau dan Kalimantan Barat, menjadikan Agrinas salah satu pengelola sawit terbesar di Indonesia. Perusahaan bahkan disebut-sebut siap menyaingi grup sawit swasta raksasa dan berpotensi menjadi “raja sawit” baru milik negara.
Namun, Agrinas bukan sekadar pengelola kebun. Tujuan utamanya adalah mendukung agenda besar pemerintah dalam mewujudkan swasembada energi hijau. Dari kebun sawit tersebut, Agrinas akan memproduksi biofuel dan biodiesel, sumber energi terbarukan yang bersih dan ramah lingkungan. Ini adalah langkah konkret untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil sekaligus membuka jalan bagi masa depan energi yang berkelanjutan.
Selain fokus pada kelapa sawit, Agrinas juga memiliki rencana ekspansi ke sektor agrikultur lainnya. Program diversifikasi ini meliputi produksi padi, jagung, ubi, dan budidaya ikan, sebagai bagian dari strategi besar perusahaan dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Dalam perjalanannya, Agrinas juga menjalin sinergi dengan BUMN lainnya, seperti PTPN IV PalmCo, untuk memperkuat industri sawit nasional. Perusahaan ini menjadi bagian dari ekosistem investasi strategis yang dikelola oleh Danantara, holding investasi negara, dan mendapatkan suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp8 triliun untuk mendukung operasional serta pengembangan asetnya.
Untuk menjalankan mandat besar ini, jajaran direksi Agrinas diisi oleh tokoh-tokoh berpengalaman. Letjen TNI (Purn.) Agus Sutomo dipercaya sebagai Direktur Utama. Ia dikenal sebagai pemimpin yang tegas dan berintegritas, dengan latar belakang sebagai mantan Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan. Posisi Komisaris Utama dipegang oleh Wisnoe Prasetja Boedi, purnawirawan TNI-AD yang juga pernah menjabat sebagai Irjen TNI Angkatan Darat. Keduanya diharapkan dapat memperkuat tata kelola dan arah strategis perusahaan.
PT Agrinas Palma Nusantara (Persero) merupakan simbol baru dari semangat transformasi BUMN, yaitu tidak hanya fokus pada keuntungan, tetapi juga menjalankan peran strategis dalam menjaga aset negara, mendukung energi terbarukan, dan memperkuat ketahanan pangan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: