Tak Sesuai Kenyataan, Kebijakan Tarif Trump Dinilai Berdasarkan Data Keliru
Kredit Foto: Antara/Rizal Hanafi
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menanggapi tegas kebijakan tarif 30% yang akan dikenakan kepada negaranya oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mulai 1 Agustus.
Ramaphosa menegaskan bahwa pihaknya telah berupaya menjalin kesepakatan dagang dengan mitra dagangnya tersebut sejak lama, namun hingga kini belum mencapai kesepakatan. Ia juga menyebut bahwa kebijakan tersebut didasarkan pada pandangan keliru terhadap hubungan dagang kedua negara.
Baca Juga: Ini Daftar Emiten yang Jadi Korban Keganasana Tarif Trump!
“Afrika Selatan meyakini bahwa tarif balasan 30% tidak mencerminkan data perdagangan yang akurat,” ujar Ramaphosa, dilansir Rabu (9/7).
Menurut dia, rata-rata tarif impor yang diberlakukanpihaknya hanya sebesar 7,6%, dan sekitar 77% produk asal mitra dagangnya tersebut tidak dikenai tarif saat masuk ke Afrika Selatan.
Namu, Ramaphosa mengapresiasi bagaimana mitra dagangnya tersebut masih membuka ruang negosiasi, dengan menyatakan bahwa besaran tarif bisa saja diubah tergantung hasil perundingan.
Ramaphosa juga mendorong pelaku usaha negaranya untuk mendiversifikasi pasar ekspor, guna mengurangi ketergantungan pada pasar tertentu.
Baca Juga: Trump Tempel Tarif 32%, Pukulan Diam-Diam untuk Bursa RI?
Amerika Serikat sendiri merupakan mitra dagang bilateral terbesar kedua bagi Afrika Selatan. Ekspor Afrika Selatan ke negara tersebut meliputi suku cadang otomotif, barang manufaktur, serta produk pertanian seperti buah-buahan, anggur, dan kacang-kacangan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: