Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Porsi Dolar AS dalam Cadangan Devisa Global Turun Jadi 57,7%

        Porsi Dolar AS dalam Cadangan Devisa Global Turun Jadi 57,7% Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dana Moneter Internasional (IMF) melaporkan adanya penurunan pangsa dolar dalam cadangan devisi global. Dolar Amerika Serikat (AS) terctata turun tipis ke 57,7% di Kuartal I 2025.

        Dilansir dari Reuters, Kamis (10/7), Data Currency Composition of Official Foreign Exchange Reserves (COFER) menyebutkan bahwa porsi cadangan dalam euro naik menjadi 20,1%. Namun, Franc Swiss mencatat kenaikan paling signifikan, dengan pangsa melonjak empat kali lipat menjadi 0,8%, tertinggi sejak euro diperkenalkan pada 1999.

        Baca Juga: Trump Desak The Fed Turunkan Suku Bunga Acuan 3%

        Pasar valuta asing mengalami fluktuasi tajam sejak awal tahun. Dolar melemah hampir empat persen pada kuartal pertama menyusul serangkaian kebijakan besar dari pemerintahan dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

        Pelemahan dolar semakin tajam di kuartal kedua, anjlok lebih dari tujuh persen setelah adanya paket tarif besar-besaran, meski sebagian dari kebijakan tersebut kini ditangguhkan.

        Sebaliknya, Franc Swiss, yang dikenal sebagai mata uang aman (safe haven), menjadi salah satu mata uang dengan performa terbaik tahun ini, menguat 14% terhadap dolar.

        Meski fluktuasi nilai tukar tidak selalu mencerminkan preferensi manajer cadangan devisa, perkembangan ini memicu kembali perdebatan tentang kemungkinan “de-dolarisasi” atau beralihnya dunia dari ketergantungan terhadap dolar sebagai mata uang utama global. Namun, mayoritas analis sepakat bahwa jika pun terjadi, pergeseran ini akan berlangsung sangat lambat.

        Baca Juga: Harga Bitcoin Tembus Rekor Tertinggi Dekat US$112.000

        Dari sisi klaim, klaim atas dolar naik 1,4% secara kuartalan menjadi US$6,72 triliun, tetapi masih di bawah pertumbuhan klaim atas euro yang naik 2,6% menjadi US$2,3 triliun.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: