Kredit Foto: Reuters
Perundingan perdagangan Jepang-AS nampaknya belum mencapai kesepakatan terkait tarif resiprokal, padahal produsen mobil Jepang berharap banyak ada kabar menggembirakan agar tarif impor 25 persen produk yang masuk ke AS bisa diturunkan sebelum 1 Agustus.
Inggris dan Vietnam adalah satu-satunya negara yang telah mencapai kesepakatan dengan pemerintahan Trump. Jepang telah mengupayakan kesepakatan yang tidak hanya mencakup tarif timbal balik tetapi juga bea masuk otomotif dan isu-isu perdagangan lainnya sebagai satu paket.
Tarif total sebesar 27,5 persen yang diberlakukan pada 3 April terhadap mobil yang dikirim ke pasar AS akan memperlambat permintaan otomotif secara keseluruhan.
"Produsen mobil, terutama yang memiliki volume penjualan rendah atau sedang mengalami krisis manajemen, tidak akan punya pilihan selain menaikkan harga kendaraan," kata Hiroki Shibata, direktur pelaksana di S&P Global Ratings.
"Setelah tarif otomotif berlaku selama tiga bulan. Produsen mobil tentu pilihannya menaikkan harga dalam beberapa bulan mendatang hingga September," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan Senin (14 Juli 2025) negaranya akan mengenakan tarif sebesar 25 persen untuk impor dari Jepang mulai 1 Agustus, sedikit lebih tinggi dari tarif yang ditetapkan sebelumnya sebesar 24 persen.
Presiden mengatakan bahwa langkah tarif terbaru ini tidak akan memengaruhi tarif khusus sektor yang telah berlaku, seperti tarif untuk kendaraan, suku cadang mobil, baja, dan aluminium.
"Tampaknya Amerika Serikat tidak berniat menurunkan tarif otomotif karena jika melakukannya, mereka akan terus menghadapi dilema defisit perdagangan dengan Jepang yang belum terselesaikan," kata Junichi Makino, kepala ekonom di SMBC Nikko Securities, seraya mencatat bahwa otomotif menyumbang sekitar 70 persen dari impor AS dari Jepang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: