Kredit Foto: Antara/Agus Setiawan
Koordinator Forum Komunikasi Pekerja Migran Indonesia (FKPMI), Dato Zainul Arifin, mengkritik keras unggahan dari Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI). Adapun unggahan terkait membahas rencana ekspor jasa tenaga kerja melalui misi dagang bersama Kementerian Perdagangan (Kemendag) ke Eropa.
Menurut Zainul, penyebutan pekerja migran sebagai bagian dari ekspor jasa merupakan bentuk narasi yang tidak etis dan mencederai nilai-nilai kemanusiaan.
Baca Juga: Gegara Manuver Trump, Negara Eropa Ini Terancam Resesi Akibat Tarif AS
"Pekerja migran bukan komoditas ekspor. Menyamakan manusia dengan barang dagangan adalah bentuk pengingkaran terhadap martabat dan hak asasi," ujar Zainul, dilansir Jumat (18/7).
Zainul mengakui bahwa membuka akses kerja ke luar negeri merupakan langkah strategis. Namun, ia menegaskan bahwa pendekatan pemerintah harus lebih manusiawi dan berkeadilan, serta tidak menempatkan pekerja migran dalam konteks perdagangan.
"Kerja sama antarnegara harus dibangun atas dasar saling menghormati, bukan dikemas dalam bingkai ekspor jasa tenaga kerja," ungkapnya..
Ia juga mempertanyakan urgensi penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara KemenP2MI dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin RI). Zainul menilai kerja sama tersebut justru mengaburkan fungsi pelindungan pekerja migran.
“Kenapa bukan asosiasi perusahaan penempatan PMI yang digandeng? Ada lima asosiasi resmi yang berwenang. Kadin itu kamar dagang, bukan pelindung PMI,” ujarnya.
FKPMI mendesak agar pemerintah segera mengklarifikasi rencana dan narasi yang disampaikan dalam unggahan tersebut. Mereka juga mendorong pemerintah untuk mengkaji ulang pendekatan kebijakan ketenagakerjaan luar negeri agar lebih berorientasi pada pelindungan.
“Jangan ulangi kesalahan masa lalu. PMI adalah duta bangsa, bukan objek dagang,” tegas Zainul.
Sebelumnya, KemenP2MI mengunggah informasi terkait kolaborasi dengan Kemendag dalam misi dagang luar negeri yang dijadwalkan berlangsung pada Agustus atau September 2025.
Wakil Menteri P2MI/Wakil Kepala BP2MI, Christina Aryani, menyatakan bahwa kerja sama ini bertujuan memperluas ekspor jasa nasional melalui penempatan tenaga kerja ke negara-negara di Eropa.
Fokus awal misi dagang ini akan menyasar sektor hospitality, yang memiliki permintaan tinggi terhadap tenaga kerja terampil seperti housekeeping, spa terapis, barista, waiter, cook, dan chef.
Baca Juga: Bursa Eropa Akhirnya Naik, Pasar Saham Menyambut Baik Musim Laporan Keuangan
Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti Widya Putri, mengatakan bahwa kolaborasi ini sejalan dengan mandat pemerintah dalam mempromosikan ekspor jasa, terutama menjelang finalisasi perjanjian Indonesia-European Union Sustainable Investment and Partnership Agreement (Indonesia-EU SIPA).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar