Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
CEO Eramet Indonesia, Jérôme Baudelet,buka suara terkait kelanjutan kerjasama antara BPI Danantara dan Indonesia Investment Authority (INA) untuk mengembangkan ekosistem bahan baku baterai kendaraan listrik (EV) yang berkelanjutan di Indonesia.
Kerjasama ini sebelumnya dituangkan dalam MoU yang ditandatangani pada Rabu, 28 Mei 2025.
“Terkait MoU dengan Danantara, kami masih mengerjakannya. Saya tidak bisa mengatakan lebih banyak dari apa yang sudah dipublikasikan. Intinya, kami sedang berdiskusi dengan Danantara dan INA untuk bekerja sama,” kata Baudelet saat hadir di Eramet Jurnalistik Class, Jakarta, Senin (25/8/2025).
Baca Juga: Pasar Mobil EV di Indonesia: 90 Persen dari China, 6 Persen dari Korsel
Ia menambahkan, diskusi awal difokuskan pada bentuk investasi bersama yang bisa dilakukan, termasuk keterlibatan Weda Bay Nickel, yang merupakan joint venture antara Tsingshan, Eramet, dan Antam.
“Tentu saja, Weda Bay Nickel juga terlibat dalam pembahasan ini. Maksud saya, partisipasi kami di Weda Bay Nickel dan proyek-proyek lain yang mungkin bisa kami kembangkan bersama. Tapi saya tidak bisa bicara lebih jauh,” ujarnya.
Baudelet menegaskan, meski masih tahap awal, proses diskusi sudah menunjukkan kemajuan.
“Tentu ada tingkat kerahasiaan juga, tapi setidaknya ada kemajuan. Kami sangat antusias berdiskusi dengan mereka. INA dan Danantara jelas merupakan mitra yang baik, orang-orang yang sangat kompeten. Prosesnya berjalan maju,” tambahnya.
Baca Juga: Ekosistem Baterai Nikel Skala Besar Harus Perhatikan Investasi di R&D
Sebelumnya, Chief Investment Officer Danantara Indonesia, Pandu Sjahrir, menilai kemitraan ini akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat global dalam rantai pasok baterai EV. “Danantara Indonesia dan INA akan mengelola pembiayaan jangka panjang untuk mendukung pengembangan investasi,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis, (29/5/2025).
Eramet berkontribusi melalui keahlian teknis dan pengalaman dalam menjalankan proyek pertambangan skala besar sesuai standar berkelanjutan internasional. Pandu menekankan, kolaborasi ini menunjukkan komitmen ketiga pihak untuk mendorong investasi hilirisasi nikel kelas dunia di Indonesia, yang menjadi salah satu pilar penguatan daya saing industri nasional.
“Kolaborasi ini juga mengintegrasikan kapasitas teknis tingkat global di bidang tambang berwawasan lingkungan yang mendukung pembangunan industri berkelanjutan,” tambah Pandu.
Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap BPI Danantara Jadi Instrumen Strategis Perkuat Investasi 2026
Penandatanganan MoU disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Istana Negara, Jakarta, sebagai simbol komitmen untuk mengembangkan ekosistem bahan baku baterai kendaraan listrik yang berkelanjutan dan terintegrasi di Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait: