Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Baru IPO, Yupi Langsung Bagikan Dividen Fantastis

        Baru IPO, Yupi Langsung Bagikan Dividen Fantastis Kredit Foto: BEI
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI) membagikan dividen jumbo senilai Rp1,6 triliun kepada pemegang saham pada 10 Juli 2025, hanya empat bulan setelah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) lewat penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Langkah tersebut menjadi sorotan otoritas bursa karena dinilai cukup agresif untuk emiten baru.

        Dividen tersebut terdiri dari dividen tunai Rp503,3 miliar dan dividen spesial sekitar Rp1,1 triliun. Direktur YUPI, Rusman Effendy, menegaskan pembayaran dividen tidak menggunakan dana hasil IPO, melainkan bersumber dari kas internal dan pinjaman.

        “Saldo untuk operasional perseroan (setelah dikurangi dana IPO) adalah Rp254 miliar, yang dinilai cukup oleh perseroan,” kata Rusman dalam surat jawaban kepada BEI, dikutip Jumat (29/8/2025).

        Per akhir Juli 2025, posisi kas dan setara kas YUPI tercatat Rp884 miliar. Dari jumlah itu, Rp590 miliar merupakan dana hasil IPO yang belum terpakai.

        Rusman menjelaskan, likuiditas perseroan tetap terjaga karena pembayaran dividen juga didukung pinjaman bank.

        Untuk mendanai dividen jumbo tersebut, YUPI menarik pinjaman Rp800 miliar dari fasilitas kredit yang diberikan DBS dengan total plafon Rp1,1 triliun. Rencananya, sisa plafon Rp300 miliar akan digunakan pada kuartal IV-2025 guna menambah modal kerja.

        Rusman menambahkan, pembagian dividen jumbo merupakan strategi perseroan untuk menjaga kepercayaan investor sekaligus mengirim sinyal positif atas kinerja dan prospek bisnis. 

        “Pembagian dividen adalah komitmen kami menjaga reputasi serta memberikan imbal hasil kepada pemegang saham,” ujarnya.

        Sementara itu, penggunaan dana IPO hingga kini belum terealisasi. YUPI berencana membangun pabrik baru di Nganjuk, Jawa Timur, namun proyek tersebut masih terkendala perizinan. 

        “Hingga Juni 2025, pembangunan belum dapat dilakukan karena kendala tersebut,” jelas Rusman.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: