- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Tarif Trump, Perang Dagang, dan Ekspektasi The Fed Bikin Emas Mengilap
Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Harga emas dunia ditutup menguat pada perdagangan Jumat (29/8/2025), seiring meningkatnya spekulasi pasar bahwa bank sentral Amerika Serikat (The Fed) akan menurunkan suku bunga pada September mendatang.
Ekspektasi itu dipicu pelemahan pasar tenaga kerja AS serta pernyataan dovish dari Ketua The Fed Jerome Powell di Simposium Jackson Hole.
Baca Juga: Bahlil: Badan Industri Mineral Kunci Pengembangan Logam Tanah Jarang
Menurut Ibrahim Assuaibi, pengamat mata uang dan komoditas, pasar saat ini memperkirakan probabilitas 82% terjadinya pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan bulan depan, berdasarkan data CME FedWatch Tool.
"Total pelonggaran diperkirakan mencapai 50 bps hingga akhir tahun," ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (31/8/2025).
Powell mengakui pasar tenaga kerja sedang melemah dan mengisyaratkan kemungkinan pemangkasan suku bunga 25 bps pada September.
Sementara itu, Gubernur The Fed Christopher Waller juga mendukung penurunan suku bunga dalam enam bulan ke depan untuk mencegah pasar tenaga kerja kolaps.
Meski begitu, Powell belum berkomitmen terhadap pelonggaran kebijakan moneter lanjutan dengan alasan risiko inflasi akibat tarif perdagangan baru Presiden AS Donald Trump.
Kendati demikian, pernyataannya yang lebih lunak memperkuat ekspektasi pergeseran kebijakan moneter di AS.
Di sisi geopolitik, ketegangan global terus menekan pasar. Harapan perdamaian Ukraina kembali meredup setelah Trump mendesak Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin menggelar perundingan langsung tanpa jadwal yang jelas.
Sementara itu, Rusia melancarkan gelombang serangan baru di Kyiv, termasuk terhadap gedung yang menampung misi Uni Eropa dan British Council.
Situasi Timur Tengah juga belum mereda setelah Israel kembali melancarkan serangan penuh ke Jalur Gaza. Aksi tersebut mendapat kecaman luas dari komunitas internasional.
Selain itu, eskalasi perang dagang kian memanas setelah tarif tambahan AS sebesar 25% untuk impor dari India mulai berlaku pada 27 Agustus, sehingga total bea masuk menjadi 50%. Langkah ini disebut sebagai upaya menekan hubungan dagang India-Rusia.
Sementara itu, pengadilan banding federal AS menyatakan sebagian besar tarif global Trump ilegal, namun tetap berlaku menunggu putusan kasasi.
Dengan dinamika global tersebut, harga emas dunia ditutup menguat di level US$3.447,98 per troy ounce pada Jumat (29/8/2025).
Untuk perdagangan awal pekan, emas diperkirakan bergerak di kisaran support US$3.437 per troy ounce hingga resistance US$3.460 per troy ounce.
Sementara dalam sepekan, kisaran harga diproyeksikan berada di level support US$3.419 dan resistance US$3.490 per troy ounce.
Ibrahim memperkirakan harga emas masih memiliki potensi menguat pada paruh kedua 2025.
“Saya optimistis harga emas dunia bisa mencapai US$3.600 per troy ounce dan logam mulia di Rp2.150.000 per gram,” katanya.
Baca Juga: Iran: Kami Tidak Cari Perang, Tapi Siap Melawan Israel dan Trump
Ia menegaskan harga emas terbentuk dari kombinasi analisis fundamental, teknikal, serta faktor permintaan dan penawaran global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar